Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara AS Terakhir Pergi, Pasukan Khusus Taliban Langsung Muncul dan Amankan Bandara

Kompas.com - 01/09/2021, 10:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com – Beberapa jam setelah pasukan asing terakhir meninggalkan Afghanistan, para pemimpin Taliban akhirnya berjalan melalui bandara Kabul pada Selasa (31/8/2021).

Mereka dikawal oleh para pria bersenjata yang mengenakan perlengkapan tempur yang biasa dipakai oleh pasukan khusus.

Para pria bersenjata rupanya memang pasukan khusus yang dimiliki oleh Taliban. Unit pasukan khusus Taliban ini bernama Badri 313.

Baca juga: Video Mengejutkan Seseorang Digantung di Bawah Helikopter Black Hawk yang Dioperasikan Taliban

Mereka lantas berbaris dan berfoto, mengacungkan senapan buatan AS, dan mengibarkan bendera kelompok Taliban.

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid memimpin rombongan pemimpin Taliban yang menginspeksi landasan pacu bandara dengan senyum tersungging di wajahnya.

“Selamat kepada Afghanistan. Kemenangan ini milik kita semua,” kata Mujahid kepada wartawan sebagaimana dilansir Al Jazeera.

“Amerika dikalahkan, mereka tidak dapat mencapai target mereka melalui operasi militer,” tutur Mujahid.

Baca juga: Kenapa Invasi Taliban Bebani Hubungan AS dan Pakistan?

Badri 313 lantas menjaga keamanan bandara dan berpatroli di tempat yang sempat menjadi salah satu situs paling aman di Afghanistan tersebut.

Bandara Kabul menjadi pusat evakuasi sejak Taliban mengambil alih negara itu pada 15 Agustus.

AS dan sekutunya menerbangkan lebih dari 100.000 orang, baik orang asing maupun warga Afghanistan yang takut akan pembalasan dari penguasa baru.

Saat proses evakuasi terus berlanjut, Taliban menjamin upaya tersebut berlangsung dengan aman.

Baca juga: Pasukan AS Pergi, Taliban Serukan Kemenangan: Afghanistan Kuburan Negara Adidaya

Di sisi lain, kelompok tersebut juga berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima kehadiran militer asing di Afghanistan.

Saat ini, Taliban sedang dalam pembicaraan dengan Turki untuk mengambil alih operasi sipil di bandara Kabul. Namun, belum ada kesepakatan yang tercapai sejauh ini.

Beberapa pesawat, kendaraan lapis baja, serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi di bandara Kabul dinonaktifkan sebelum rombongan terakhir pasukan AS meninggalkan Afghanistan.

Kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, sebanyak 73 pesawat milik AS "dimiliterisasi" oleh pasukan AS sebelum mereka menyelesaikan proses evakuasinya.

Baca juga: Taliban Umumkan Wanita Afghanistan Boleh Kuliah, tapi Kelasnya Dipisah

Dia menambahkan, Kementerian Pertahanan AS meninggalkan sekitar 70 kendaraan lapis baja taktis MRAP yang dinonaktifkan sebelum rombongan terakhir pasukan AS pergi.

Washington juga meninggalkan sistem pertahanan udara canggih C-RAM yang digunakan untuk melindungi bandara dari serangan roket.

Namun, alat tersebut juga sudah dinonaktifkan sebelum rombongan terakhir pasukan AS hengkang agar tidak bisa digunakan oleh Taliban.

Baca juga: 8 Anggota Taliban Diklaim Tewas Melawan Pasukan Gerilya di Lembah Panjshir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com