"Kami berbicara bahasa Sunda dengan Hambali di Guantanamo, dan dia akui semua perbuatannya"
Sejumlah perwira Badan Intelijen Negara (BIN) dan Mabes Polri pernah bertemu Hambali di penjara Guantanamo yang di bawah kendali militer AS.
Di hadapan Hambali, mereka mengonfirmasi hasil penyelidikan tentang dugaan dirinya, Jemaah Islamiyah, serta Al Qaeda dalam serangkaian serangan bom di awal 2000 hingga 2009.
"Hambali bicara apa-adanya, karena tim yang kami kirim pintar bahasa Arab dan juga bahasa Sunda," kata As'ad Said Ali, sambil tergelak, kepada BBC News Indonesia, Minggu (29/8/2021).
Menurutnya, timnya yang menggunakan "pendekatan budaya", melakukan konfirmasi atas hasil penyelidikan sebelumnya yang mengarah pada dugaan keterlibatannya.
"Dia mengakui semua atas apa yang dilakukannya. Terang-benderang, dia tidak menutup-nutupi, karena sudah no way ya," aku As'ad, yang pernah menulis buku Al-Qaeda, Tinjauan Sosial Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya (2014).
Di hadapan Hambali, tim BIN dan Mabes Polri terutama mengonfirmasi beberapa aksi teror bom yang "tidak diketahui" anggota JI lainnya.
"Misalnya bom Bali, bom Atrium Senen, Kedutaan Australia, bom di depan rumah Dubes Filipina, juga rencana pengeboman di Singapura," kata As'ad.
Hambali juga tidak membantah ketika dia disodorkan bukti bahwa dia adalah "operator serangan teror Al Qaeda di wilayah Asia Tenggara.