Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri Meledak di Luar Bandara Kabul Afghanistan, 11 Tewas

Kompas.com - 26/08/2021, 22:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Orang-orang yang ingin masuk lalu memanjat tembok, gerbang, bahkan kawat berduri. Setiap orang mendorong untuk masuk.

Kami berbicara dengan seorang saksi mata yang terjebak di bandara pada hari Minggu lalu. Dia memiliki jadwal penerbangan ke Uzbekistan, tetapi pesawat itu batal terbang.

Para pimpinan dan karyawan bandara telah kabur dari tempat kerja mereka.

Orang-orang datang ke bandara tanpa tiket atau paspor. Mereka berpikir bisa naik pesawat apa saja dan bisa terbang ke tempat lain di dunia, kata seorang saksi mata.

Ribuan orang terjebak di dalam bandara, tanpa makanan atau air. Ada banyak perempuan, anak-anak, dan difabel.

Baca juga: Taliban Larang Wanita Afghanistan Keluar Rumah, Ternyata Ini Alasannya

Pusat kota tenang

Namun, jika Anda pergi ke pusat Kabul, kehidupan tampak normal. Lalu lintas terlihat lengang. Sebagian besar toko tutup.

Kondisi di tengah kota Kabul Selasa (17/8/2021), jalan-jalan lengang.GETTU IMAGES via BBC INDONESIA Kondisi di tengah kota Kabul Selasa (17/8/2021), jalan-jalan lengang.
Meski begitu, warga tampak jauh lebih tenang daripada hari-hari sebelumnya, saat banyak orang terlihat sangat marah. Ketika itu terjadi kemacetan yang parah.

Anggota Taliban di kawasan Kote Sangi, Kabul.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Anggota Taliban di kawasan Kote Sangi, Kabul.
Saya hanya melihat beberapa perempuan di jalan, beberapa dari mereka berjalan tanpa pendamping. Beberapa perempuan mengenakan burka biru, tapi saya juga melihat beberapa mengenakan masker wajah dan jilbab. Dan pasukan Taliban terlihat tidak mengusik mereka.

Milisi Taliban yang bersiaga di jalanan menenteng senjata.BBC INDONESIA Milisi Taliban yang bersiaga di jalanan menenteng senjata.
Di jalanan sama sekali tidak terdengar alunan musik. Biasanya hotel memainkan musik, tapi itu tak terjadi lagi. Staf hotel terlihat takut.

Warga terlihat beraktifitas seperti biasa di pasar di Kabul.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Warga terlihat beraktifitas seperti biasa di pasar di Kabul.
Namun, kota ini masih terus berjalan. Nuansanya tenang. Saya belum berbicara dengan banyak penduduk, tapi sopir taksi lokal yang mengantar saya berkata dia tidak ambil pusing soal Taliban yang kini menguasai negara.

Kondisi terlihat lengang dan sejumlah orang menyapa milisi Taliban.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Kondisi terlihat lengang dan sejumlah orang menyapa milisi Taliban.
Anehnya, saya melihat orang-orang menyapa milisi Taliban. Mereka antara lain mengatakan, "Halo, lebih banyak kekuatan untuk Anda, semoga berhasil".

Pasukan Taliban juga tampak bahagia. Saya berbicara dengan beberapa dari mereka, termasuk yang sedang berpatroli.

Kami mencoba masuk ke istana kepresidenan tapi mereka tidak mengizinkan kami. Mereka bilang kami butuh izin dari komando yang lebih tinggi. Namun, para milisi yang saya lihat itu ramah kepada kami.

Saya sebenarnya agak takut kemarin, cemas akan terjadi kekerasan dan hal-hal lainnya. Namun, untungnya tidak terjadi apa-apa.

Kota ini begitu sunyi dan tenang. Saya tidak percaya bahwa kekuasaan atas ibu kota Afganistan ini telah berpindah tangan setelah 20 tahun. Semuanya begitu sunyi.

Baca juga: Mantan Menteri Afghanistan Ini Kini Jadi Pengantar Pizza di Jerman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com