Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun di AS Tewas Terinfeksi Amuba Pemakan Otak

Kompas.com - 26/08/2021, 22:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sumber Xinhua

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun di negara bagian California, Amerika Serikat (AS), meninggal setelah terinfeksi amuba pemakan otak saat berenang di sebuah danau di California Utara, seperti dilaporkan media setempat pada Senin (16/8/2021).

Menurut Los Angeles Times, David Pruitt, yang tinggal di Tehama County, meninggal akibat primary amoebic meningoencephalitis (PAM), infeksi otak yang langka dan sangat merusak.

Bocah laki-laki itu terinfeksi saat berenang di sebuah danau air tawar bulan lalu. Dia dibawa ke UC Davis Medical Center pada 30 Juli dan meninggal di pusat kesehatan itu pada 7 Agustus.

Baca juga: Amuba Pemakan Otak Ditemukan di AS, Kabar Terakhir 2 Orang Meninggal

PAM disebabkan oleh Naegleria fowleri, yang juga dikenal sebagai amuba pemakan otak dan ditemukan di tanah serta air tawar yang hangat.

"Orang dapat terinfeksi saat air yang mengandung amuba tersebut naik ke hidung dengan paksa," tulis Badan Layanan Kesehatan Tehama County dalam sebuah rilis berita pada awal bulan ini.

"Dari hidung, amuba ini terkadang dapat bergerak ke otak dan merusak jaringan otak."

Dalam tahap awal infeksi, gejala yang terjadi dapat mencakup sakit kepala parah, demam, mual, dan muntah, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Saat infeksi memburuk, gejala yang muncul satu hingga sembilan hari setelah terpapar amuba itu dapat berkembang lebih lanjut menjadi leher kaku, kejang, atau halusinasi.

Karena tingkat kejadian PAM yang sangat rendah namun dengan perkembangan infeksi yang sangat cepat, parasit ini bisa sulit dideteksi, sebut situs CDC, dan saat ini belum ada metode yang dapat mengukur jumlah amuba di air secara akurat.

Sejak 1971, hanya ada 10 kasus PAM yang dilaporkan di California, menurut Badan Layanan Kesehatan Tehama County.

Badan tersebut merekomendasikan agar siapa pun yang terkena paparan air tawar hangat pada hidung dalam 10 hari terakhir dan menunjukkan gejala sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Amuba Pemakan Otak Ditemukan di Texas, AS, Ini Penjelasan Ahli LIPI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Xinhua
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com