Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak ke Toilet Saat Malam Hari, Penebang Kayu Diduga Diseret Harimau ke Hutan Lalu Dimangsa

Kompas.com - 25/08/2021, 16:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang penabang kayu diduga diseret ke dalam hutan dan dimangsa oleh seekor harimau ganas, ketika pergi ke toilet pada malam hari.

Mikhail Shabaldin, dikhawatirkan telah dimangsa binatang buas setelah disergap oleh harimau Amur atau harimau Siberia, jenis kucing terbesar di dunia.

Baca juga: Wanita Ini Tewas Diterkam Harimau karena Temannya Tak Memberi Tahu Kandang Terbuka

Pria berusia 41 tahun itu, diyakini diterkam saat pergi pada malam hari untuk ke toilet yang berada diluar akomodasi sementaranya di dekat lokasi penebangan di wilayah Khabarovsk di Rusia.

Sebuah video meresahkan, yang diambil di lokasi oleh seorang rekan yang ketakutan, menunjukkan pakaian, sepatu, dan apa yang tampak seperti bagian jasad Shabaldin di jalur yang tidak rata.

Menurut laporan melansir The Sun pada Senin (23/8/2021), jejak kaki harimau juga terlihat di tempat kejadian.

Jejak itu membuat penduduk setempat menolak klaim serangan beruang coklat, tetapi menduga dia diseret oleh predator pemakan manusia.

Shabaldin diyakini diserang ketika menjalani giliran jaga selama 15 hari di lokasi penebangan, saat ia pergi ke toilet larut malam.

Kertas toilet juga terlihat berserakan di sekitar lokasi kejadian.

Usaha pencarian sedang berlangsung. Tetapi penduduk setempat mengakui bahwa kemungkinan kecil untuk menemukan penebang kayu itu dalam keadaan hidup adalah kecil.

Investigasi penuh sekarang sedang berlangsung atas hilangnya Shabaldin.

Baca juga: Sedang Bersih-bersih Kandang, Staf Taman Safari di Chili Dibunuh Harimau

Satu teori berkembang bahwa harimau Amur yang lapar atau terluka menyergapnya untuk memberi makan anaknya.

Istrinya Elena telah diberitahu tentang insiden mengerikan itu.

Penebang kayu lain berkata: "Dia dibunuh oleh harimau, ini fakta. Mayatnya belum ditemukan."

Dia mengaku banyak penebang kayu yang "takut bertemu predator", karena mereka memiliki sedikit perlindungan dan tidak membawa senjata, meskipun menyadari bahwa harimau tinggal di daerah tersebut.

"Harimau sering terlihat di sana. Semua orang tahu tentang ini," ujar penebang kayu lainnya kepada The Sun.

Namun, Sergey Aramilev, Direktur Umum Pusat Harimau Amur, menilai terlalu dini mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada orang yang hilang itu.

"Sebuah kelompok telah pergi ke tempat kejadian dan sedang menyelidiki keadaan insiden itu. Biasanya harimau mencoba melewati habitat manusia. Meskipun pemangsa adalah raja taiga, ia takut pada 'hewan berkaki dua',” klaim Aramilev.

Menurutnya, kelaparan, provokasi, kondisi melemah karena penyakit atau cedera mungkin memaksa binatang untuk menyerang manusia.

"Binatang buas yang menyerang manusia biasanya dikeluarkan dari alam liar. Kemudian para ahli membuat keputusan lebih lanjut mengenai nasib hewan tersebut."

Baca juga: Covid-19 Merebak di Kebun Binatang, India Tutup Semua Cagar Alam Harimau

Spesies harimau Amur mulai pulih di alam liar setelah hampir punah di akhir era Soviet karena perburuan liar.

Serangan itu diperkirakan terjadi sekitar 50 mil dari desa Mayak, di wilayah terpencil Khabarovsk.

Harimau Amur menyukai lingkungan yang keras, dengan suhu rendah dan salju tebal, seperti Rusia timur, China, dan Korea Utara.

Kurang dari 700 ekor diyakini hidup di alam liar, meskipun jumlahnya sekarang mulai pulih dengan Rusia dan China mengambil tindakan untuk menghentikan perburuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com