KABUL, KOMPAS.com - Taliban telah mengejutkan dunia setelah menguasai kembali Afghanistan hanya dalam waktu 10 hari, dengan cepat mengambil alih kendali kota-kota besar dan kecil.
Masih belum jelas siapa yang nantinya akan mengambil tangkup pemerintahan baru. Namun, apa yang kita ketahui tentang pemimpin Taliban sejauh ini, siapa saja mereka?
Baca juga: Kenapa Amerika Meninggalkan Afghanistan sehingga Taliban Merajalela? Begini Ceritanya...
Hibatullah Akhundzada menjadi panglima tertinggi Taliban pada Mei 2016.
Pada periode 1980-an, dia terlibat dalam perjuangan melawan kampanye militer Soviet di Afghanistan, tapi reputasinya lebih dari sekadar pemimpin agama dibandingkan pemimpin militer.
Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah pada 1990-an.
Setelah pertama kali mendapat kekuasaan pada 1990-an, Taliban mempromosikan dan mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi mereka yang sempit mengenai hukum Islam: mereka mengeksekusi pembunuh dan pezina di muka umum, dan memotong anggota tubuh pencuri.
Di bawah kepemimpinan tertutup Mullah Mohammed Omar (yang diperkirakan meninggal pada 2013), Taliban juga melarang adanya televisi, musik, bioskop, rias wajah, dan melarang perempuan berusia 10 atau lebih untuk duduk di bangku sekolah.
Bagaimanapun, menurut para pakar, dia mempertahankan hubungan dekat dengan apa yang disebut "Quetta Shura"--para pemimpin Taliban Afghan yang dikatakan berbasis di kota Quetta, Pakistan.
Sebagai panglima tertinggi kelompok tersebut, Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer, dan agama.
Baca juga: 3 Hari Kuasa Taliban di Afghanistan: 640 Orang Jejali Pesawat AS, Milisi Berpatroli di Jalanan
Mullah Abdul Ghani Baradar adalah satu dari empat tokoh laki-laki yang mendirikan Taliban pada 1994.
Dia menjadi ujung tombak pemberontakan setelah Taliban digulingkan oleh invasi AS pada 2001.
Namun, dia ditangkap dalam operasi gabungan AS-Pakistan di Kota Karachi, Pakistan Selatan, Februari 2010.