MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia menyatakan, pihaknya tidak akan terburu-buru mengakui Taliban sebagai penguasa baru di Afghanistan.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa (17/8/2021), sebagaimana dilansir Associated Press.
Lavrov mengatakan, sikap Moskwa sama seperti semua negara lain dan tidak terburu-buru untuk mengakui pemerintahan Taliban.
Baca juga: Taliban Tukar AK-47 Rusia dengan Senapan Buatan AS yang Disita Saat Ambil Alih Afghanistan
Pada saat yang sama, Lavrov mencatat sinyal dari Taliban yang menyatakan keinginan mereka untuk memiliki pemerintahan dengan partisipasi kekuatan politik lainnya.
Dia menambahkan, “Negeri Beruang Putih” mendukung dialog nasional yang inklusif yang melibatkan semua kekuatan politik dan agama di Afghanistan.
Pada 2003, Rusia sebenarnya menetapkan Taliban sebagai organisasi teroris.
Kendati demikian, Moskwa beberapa kali menjadi tuan rumah sejumlah pembicaraan mengenai Afghanistan yang melibatkan kelompok tersebut.
Baca juga: Rusia Klaim Presiden Afghanistan Kabur dengan 4 Mobil dan Helikopter Penuh Uang
Rusia sempat terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Uni Soviet pada 1989.
Kini, negara tersebut telah kembali secara diplomatik dan menjelma sebagai mediator yang menjangkau faksi-faksi Afghanistan yang bertikai.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov menuturkan bahwa dia mengadakan pertemuan "konstruktif" dan "positif" dengan perwakilan Taliban di Kabul.
Pertemuan tersebut dilakukan pada Selasa guna membahas keamanan misi diplomatik Rusia di Afghanistan.
Baca juga: China hingga Rusia Bersiap Akui Kepemimpinan Taliban di Afghanistan
Zhirnov mengatakan kepada saluran televisi Pemerintah Rusia bahwa pertemuan itu untuk keamanan kedutaan.
Dia menambahkan, pertemuan itu melibatkan perwakilan senior Taliban. “Pertemuan itu positif dan konstruktif,” kata Zhirnov.
“Perwakilan Taliban mengatakan bahwa Taliban memiliki pendekatan yang paling ramah ke Rusia. Mereka mengonfirmasi jaminan keamanan untuk kedutaan,” imbuh Zhirnov.
Baca juga: Facebook: Agen Iklan yang Terkait Rusia Mencoba Menjelekkan Vaksin Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.