Masih belum jelas siapa yang nantinya akan mengambil tangkup pemerintahan baru. Namun, apa yang kita ketahui tentang pemimpin Taliban sejauh ini, siapa saja mereka?
1. Hibatullah Akhundzada
Hibatullah Akhundzada menjadi panglima tertinggi Taliban pada Mei 2016.
Pada periode 1980-an, dia terlibat dalam perjuangan melawan kampanye militer Soviet di Afghanistan, tapi reputasinya lebih dari sekadar pemimpin agama dibandingkan pemimpin militer.
Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah pada 1990-an.
Setelah pertama kali mendapat kekuasaan pada 1990-an, Taliban mempromosikan dan mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi mereka yang sempit mengenai hukum Islam: mereka mengeksekusi pembunuh dan pezina di muka umum, dan memotong anggota tubuh pencuri.
Di bawah kepemimpinan tertutup Mullah Mohammed Omar (yang diperkirakan meninggal pada 2013), Taliban juga melarang adanya televisi, musik, bioskop, rias wajah, dan melarang perempuan berusia 10 atau lebih untuk duduk di bangku sekolah.
Bagaimanapun, menurut para pakar, dia mempertahankan hubungan dekat dengan apa yang disebut "Quetta Shura"--para pemimpin Taliban Afghan yang dikatakan berbasis di kota Quetta, Pakistan.
Sebagai panglima tertinggi kelompok tersebut, Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer, dan agama.
2. Abdul Ghani Baradar
Mullah Abdul Ghani Baradar adalah satu dari empat tokoh laki-laki yang mendirikan Taliban pada 1994.
Dia menjadi ujung tombak pemberontakan setelah Taliban digulingkan oleh invasi AS pada 2001.
Namun, dia ditangkap dalam operasi gabungan AS-Pakistan di Kota Karachi, Pakistan Selatan, Februari 2010.
Pada 2020, Baradar menjadi pemimpin pertama Taliban yang berkomunikasi secara langsung dengan presiden AS setelah melakukan perbincangan dengan Donald Trump.
Hari ini, Abdul Ghani Baradar adalah pemimpin politik utama Taliban.
"Kami memperoleh kemenangan yang tak disangka-sangka... sekarang, ini adalah tentang bagaimana kami melayani dan melindungi rakyat kami," kata Baradar dalam sebuah pernyataan yang direkam di Doha, ibu kota Qatar, di mana dia menjadi bagian dari tim negosiasi Taliban dalam perundingan damai.
Dia diyakini berusia lebih kurang 30 tahun, dan masih mengambil peran sebagai pemimpin operasi militer Taliban.
Setelah kematian mantan pemimpin Taliban, Akhtar Mansour pada 2016, sejumlah militan menginginkan Yaqoob menjadi panglima tertinggi yang baru, tapi sebagian lainnya merasa bahwa dia masih terlalu muda dan kurang pengalaman.
Menurut laporan media lokal, Yaqoob tinggal di Afghanistan.
4. Sirajuddin Haqqani
Sirajuddin Haqqani adalah salah satu wakil pimpinan tertinggi Taliban.
Setelah kematian ayahnya, Jalaluddin Haqqani, dia menjadi pemimpin baru dari jaringan Haqqani, yang telah dihubung-hubungkan dengan sejumlah serangan paling kejam di Afghanistan saat melawan pasukan pemerintah dan sekutu Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Jaringan Haqqani merupakan salah satu yang paling kuat dan ditakuti di dalam kelompok Taliban. Sebagian orang mengatakan, geng mereka lebih berpengaruh dibandingkan kelompok ISIS di Afghanistan.
Haqqani diyakini berusia sekitar 45 tahun, dan keberadaannya tidak diketahui.
5. Abdul Hakeem
Pada September 2020, Taliban menunjuk Abdul Hakem sebagai kepala tim negosiasi Taliban yang baru di Doha.
Dia diyakini berusia sekitar 60 tahun. Ia dilaporkan mengelola sebuah madrasah di Quetta, Pakistan, sekaligus mengawasi sistem peradilan Taliban.
Banyak pemimpin senior Taliban dilaporkan mengungsi ke Quetta untuk menggerakkan para militan dari sana.
Akan tetapi, Islamabad telah membantah tentang keberadaan "Quetta Shura".
Hakeem juga mengepalai dewan ulama yang kuat diyakini sebagai salah satu yang paling dekat dengan panglima tertinggi, Akhundzada.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/19/145955870/siapa-pemimpin-taliban-dan-orang-orang-di-belakangnya-ini-sosok-mereka