Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UEA Konfirmasi Presiden Afghanistan Ada di Negaranya

Kompas.com - 19/08/2021, 06:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

ABU DHABI, KOMPAS.com – Uni Emirat Arab (UEA) mengonfirmasi bahwa Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berada di negaranya.

Negara tersebut menyatakan, pihaknya menerima Ghani atas dasar kemanusiaan setelah dia kabur dari Afghanistan karena Taliban merebut Kabul.

"Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA dapat mengonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan," kata kementerian tersebut, sebagaimana dilansir The Straits Times, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Jenderal Top AS Kaget Afghanistan Runtuh dalam 11 Hari

Saat Taliban menduduki Kabul pada Minggu (15/8/2021), Ghani dilaporkan meninggalkan negara tersebut dan tidak diketahui kabur ke mana.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Ghani menyatakan bahwa Taliban telah menang dan dia terpaksa melarikan diri untuk menghindari pertumpahan darah.

Hingga Rabu, muncul sejumlah spekulasi bahwa dia telah melarikan diri ke beberapa negara, seperti Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.

Sejak mayoritas pasukan AS ditarik dari Afghanistan, Taliban dengan cepat menduduki satu demi satu wilayah negara tersebut.

Puncaknya, kelompok milisi tersebut berhasil menduduki Kabul hanya dalam hitungan hari setelah mereka menduduki ibu kota provinsi pertama di Afghanistan.

Baca juga: Jangan Tinggalkan Masyarakat Afghanistan Sendirian, Permohonan Warga dari Kamp Migran

Presiden AS Joe Biden berkukuh membela keputusannya ihwal menarik pasukan dari Afghanistan.

Pada Senin (16/8/2021), dia mengakui bahwa kemajuan Taliban berlangsung lebih cepat dari yang diprediksi sambil mengkritik pemerintahan Ghani.

Pasukan asing yang dipimpin AS menginvasi Afghanistan dan menggulingkan Taliban setelah serangan 11 September 2001.

Invasi tersebut merupakan tanggapan terhadap Taliban yang memberikan perlindungan kepada Al Qaeda.

Di sisi lain, ini bukan pertama kalinya UEA membuka tangannya kepada mantan pemimpin yang menjadi “orang yang tidak diinginkan” di negara asalnya.

Baca juga: Kekhawatiran Rusia hingga China Setelah Kembalinya Taliban di Afghanistan


Pada 2017, emirat Dubai menjamu mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra yang dijatuhi hukuman lima tahun penjara secara in absentia.

Raja Spanyol Juan Carlos juga mengasingkan diri di UEA pada Agustus 2020 ketika muncul pertanyaan mengenai asal-usul kekayaannya.

UEA juga merupakan rumah bagi pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto selama delapan tahun di pengasingan sebelum dia dibunuh di negara asalnya pada 2007.

UEA adalah salah satu dari tiga negara, termasuk Arab Saudi dan Pakistan, yang mengakui rezim Taliban memerintah Afghanistan sejak 1996 hingga akhirnya digulingkan oleh AS pada 2001.

Ghani terpilih menjadi Presiden Afghanistan pada 2014 dengan janji untuk membangun kembali negara tersebut.

Baca juga: Rusia Enggan Terburu-buru Akui Taliban sebagai Penguasa Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com