Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Rusia hingga China Setelah Kembalinya Taliban di Afghanistan

Kompas.com - 18/08/2021, 18:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNBC

KABUL, KOMPAS.com - Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan setelah dua dekade telah membuat tetangga Afghanistan dipaksa mencari cara untuk menyesuaikan diri, dengan pandangan geopolitik yang berubah.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada April memerintahkan Pentagon menarik pasukan AS dari Afghanistan pada 11 September, yang secara efektif mengakhiri perang terpanjang Amerika.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Juru Bicara Taliban Telepon dalam Siaran Langsung | 640 Warga Afghanistan Menjejali Pesawat Kapasitas 150 Orang

Ketika kehadiran militer AS berkurang, Taliban bergerak maju dengan cepat di medan perang meskipun kalah jumlah oleh militer Afghanistan.

Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok itu merebut kota-kota besar dan ibu kota provinsi sebelum memasuki ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021) dan menguasai istana presiden.

“Banyak yang mengalami gejolak geopolitik saat ini, karena tetangga Afghanistan mencari cara menyesuaikan diri dengan rezim Taliban yang baru muncul,” ujar Michael Kugelman, wakil direktur program Asia di Woodrow Wilson Center, melansir CNBC pada Rabu (18/8/2021).

Berikut analisis sejumlah pengamat internasional terkait kekhawatiran negara-negara tetangga tentang ketidakstabilan politik, kemungkinan arus masuk pengungsi, dan prospek Afghanistan kembali menjadi surga bagi kegiatan teroris.

Baca juga: Taliban Kembali Berkuasa, Mata Uang Afghanistan Anjlok

Pakistan

Pakistan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Taliban di masa lalu, menurut analis Eurasia Group.

Negara itu merupakan salah satu dari sedikit negara yang mengakui kelompok ektremis tersebut sebagai pemerintah yang sah, ketika mereka terakhir berkuasa.

Pakistan juga telah lama dituduh secara diam-diam membantu Taliban di Afghanistan, meski tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintahnya.

Para analis mengatakan, bagaimanapun, pengaruh Islamabad telah berkurang selama bertahun-tahun dan Pakistan kemungkinan akan waspada atas potensi kekerasan di perbatasannya.

Laporan mengatakan kembalinya Taliban di Afghanistan berpotensi memberanikan kelompok teror di Pakistan, termasuk Taliban Pakistan, yang dapat memengaruhi keamanan negara.

"Secara lebih luas, Pakistan akan melihat kebangkitan Taliban sebagai kemunduran besar bagi musuh bebuyutannya India, dan itu merupakan hasil positif (bagi Pakistan)," kata analis Eurasia Group kepada CNBC.

Menteri luar negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan di Twitter bahwa negara itu sedang berupaya mengevakuasi para diplomat dan personel lainnya dari Afghanistan.

Dia juga meminta masyarakat internasional untuk "tetap memberikan perhatian dan terlibat di Afghanistan dengan cara yang konstruktif."

Baca juga: Kondisi Afghanistan Sekarang Akan Menguji Perdamaian di Asia Selatan

India

India memiliki hubungan yang stabil dengan pemerintah sipil Afghanistan selama dua dekade terakhir. New Delhi juga memberikan bantuan pembangunan kepada pemerintah sipil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com