Dan Delhi selalu menjaga hubungan dekat dengan Aliansi Utara, sekelompok panglima perang Afghanistan yang memerangi Taliban antara 1996 dan 1999.
Baca juga: 3 Hari Kuasa Taliban di Afghanistan: 640 Orang Jejali Pesawat AS, Milisi Berpatroli di Jalanan
Dengan Taliban menguasai Kabul, India sekarang mungkin ingin mengesampingkan masa lalu untuk menjaga kepentingannya sendiri, dan untuk memastikan kawasan itu tetap stabil.
Ada kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok militan, seperti Jaish-e-Mohammad Lashkar-e-Taiba akan dibangkitkan oleh Taliban, dan melaksanakan serangan terhadap India.
Amalendu Misra, seorang profesor politik di Universitas Lancaster dan penulis buku tentang Afghanistan, mengatakan bahwa ini adalah ketegangan diplomatik yang harus dilalui India.
Mungkin perlu strategi untuk memastikan bahwa wilayah Kashmir yang diperebutkan tidak menjadi titik kumpul berikutnya bagi kelompok teror.
Sementara, para ahli mengatakan India perlu terus berbicara dengan Taliban, mereka harus memutuskan seberapa besar keinginannya untuk terlibat dalam kelompok anti-Taliban.
Barat kemungkinan akan membentuk front persatuan untuk terus menekan Taliban. PM Inggris Boris Johnson telah menyerukan tanggapan bersama kepada pemerintah Taliban.
Lalu ada kemungkinan lain, seperti pengelompokan kembali Aliansi Utara nanti, atau Afghanistan menjadi tempat lain untuk memperebutkan supremasi antara Barat yang dipimpin AS dan kelompok gabungan China, Rusia dan Pakistan.
Jadi tidak ada pilihan mudah bagi India, tetapi keputusannya akan memiliki konsekuensi pada perdamaian regional dan geopolitik global.
Baca juga: AS Ajukan Syarat ke Taliban jika Pemerintahannya di Afghanistan Ingin Diakui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.