TOKYO, KOMPAS.com - Olimpiade Tokyo 2020 hampir berakhir dengan upacara penutupan berlangsung di Tokyo, sementara negara itu juga menghitung biaya dari keputusan melanjutkan Olimpiade yang tertunda karena Covid-19.
Kerumunan tidak hadir dalam upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 karena pembatasan Covid-19 Jepang, seperti pada upacara pembukaan.
Baca juga: Quinn, Atlet Transgender Pertama yang Meraih Medali Olimpiade
Pertunjukan cahaya dan efek khusus TV digunakan sebagian besar menggantikan rutinitas koreografi besar yang telah menjadi ciri khas upacara Olimpiade.
Acara ini juga sangat membagi orang Jepang menjadi kubu pro dan anti-pertandingan. Tanda-tanda perpecahan itu terlihat di dekat stadion ketika para pengunjuk rasa berkumpul menjelang upacara penutupan, walaupun polisi menahan mereka.
Puluhan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di dekat Stadion Nasional di Tokyo saat Olimpiade hampir berakhir pada Minggu (8/8/2021) melansir AP.
Para pengunjuk rasa awalnya berencana untuk mengadakan protes di depan markas Komite Olimpiade Jepang, lebih dekat ke stadion.
Tetapi aksi mereka dihadang satu blok jauhnya dari lokasi itu oleh aparat yang menutup area tersebut.
Protes terjadi tepat sebelum upacara penutupan, dengan demonstran berharap media dunia dapat menyorot keprihatinan mereka atas penyelenggaraan kompetisi olahraga terbesar dunia itu.
Baca juga: AS Juara Umum Olimpiade Tokyo, Joe Biden Ungkap Kebanggaan dan Singgung Soal Kesehatan Mental
Para pengunjuk rasa yang berkumpul meneriakkan slogan-slogan mencela Olimpiade, saat Olimpiade hampir berakhir. Salah satu spanduk bertuliskan “Olimpiade Bunuh Orang Miskin”.
Terjadi bentrokan kecil dengan polisi karena para demonstran dicegah untuk melewati barisan penjagaan.
Keputusan untuk melanjutkan Olimpiade kontroversial di Jepang, mengingat keadaan pandemi dan biaya pementasan acara tersebut.
Menurut laporan Daily Mail, Jepang dinilai memiliki banyak hal untuk dirayakan setelah Olimpiade.
Para atlet Jepang membawa pulang rekor perolehan medali dan finis ketiga dalam tabel. Penyelenggara juga tampaknya telah mencegah Olimpiade menjadi acara superspreader Covid-19.
Gelembung Covid-19 terbilang aman melindungi sebagian besar atlet dan pelatih Olimpiade. Ini merupakan pencapaian yang tidak dapat disangkal mengingat sekitar 50.000 orang berkumpul di tengah pandemi.
Namun, meski gelembung Olimpiade tampaknya bertahan, di tempat lain beberapa hal berantakan.