Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Quinn, Atlet Transgender Pertama yang Meraih Medali Olimpiade

Kompas.com - 08/08/2021, 20:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Pesepak bola Kanada Quinn menjadi atlet transgender pertama yang memenangkan medali Olimpiade pada Jumat (6/8/2021).

Pemain yang hanya menggunakan satu nama dan memakai kata ganti "they/their" mengantarkan Kanada meraih emas Olimpiade Tokyo.

Gelandang berusia 25 tahun itu membawa "Negeri Mapple" mengandaskan Swedia melalui adu penalti dengan skor 3-2.

Baca juga: Istri yang Baru Dinikahi Ternyata Transgender, Pria Ini Tuntut Mertuanya

Sebenarnya, pemain versatile itu sudah bergabung bersama tim nasional Kanada sejak 2014, dan membantu meraih perunggu di Olimpiade Rio 2016.

Hanya saja, pemain yang sebelumnya bernama Rebecca Quinn tersebut mengumumkan statusnya sebagai transgender tahun lalu.

"Saya ingin menjadi diri saya yang sebenarnya di semua bidang kehidupan, terutama di ruang publik," ujar dia saat itu seperti dilansir AFP.

Dia mengaku sudah lelah disalahpahami sehingga memutuskan untuk tampil hanya memakai satu nama dan non-binary.

Keberadaan Quinn sempat dibayang-bayangi oleh Laurel Hubbard, atlet angkat besi transgender asal Selandia Baru.

Hubbard, transpuan pertama yang berpartisipasi di Olimpiade, sempat mendapat reaksi negatif saat diizinkan tampil oleh Komite Olimpiade Dunia (IOC).

Baca juga: Korban Vaksin Covid-19 Palsu di India dari Orang dengan Disabilitas sampai Transgender

Kritik yang berkembang menyatakan Hubbard dianggap mempunyai kelebihan fisik karena dia sebelumnya adalah pria.

Namun, Hubbard membuktikan prediksi mereka salah, tatkala dia gagal menyelesaikan angkatan saat turun di kelas +87 kilogram.

Atlet berusia 43 tahun itu mengungkapkan dirinya "kewalahan" menjadi sorotan selama berpartisipasi di multievent empat tahunan tersebut.

"Perjuangan belumlah usai"

Quinn, yang saat ini bermain bagi OL Reign di Liga Sepak Bola AS mengaku tidak mendapat sorotan selama bergabung bersama tim nasional.

Sebabnya, dia sejatinya sudah perempuan, sehingga dianggap tidak punya kelebihan fisik dibanding atlet yang lahir pria.

Baca juga: Guru SD Dirumahkan Setelah Ungkapkan Tidak Setujui Anak-anak Transgender

"Saya mungkin bisa dianggap sebagai salah satu versi yang paling bisa dicerna tentang apa artinya menjadi trans," kata dia di situs resmi klub.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com