Namun, saat pagi tiba, Yamada akan kembali diusir dan kembali harus mencari tempat berlindung.
"Jika Anda tunawisma, Anda hanya punya tenda sebagai tempat tinggal. Ini sama dengan kehilangan rumah. Mereka tiba-tiba datang memgambil hartamu," ungkap Ogawa.
Menurut sosiolog Jepang Masato Kimura, apa yang terjadi pada tunawisma Tokyo adalah pihak berwenang mencoba menyembunyikan orang-orang miskin itu dari tengah kota.
"Mereka ingin menunjukkan kota yang bersih pada media asing dan juga para atlet," kata Kimura.
Baca juga: Kronologi Atlet Belarus Dilindungi Jepang Saat Dipaksa Pulang dari Olimpiade Tokyo
"Pemerintah ingin memindahkan (tunawisma) dengan sangat jelas mengatakan, 'Sembunyikan diri kalian selama Olimpiade'," terangnya.
Sementara itu, pemerintah membantah telah memaksa tunawisma pergi karena Olimpiade Tokyo 2020. Pemerintah Jepang berdalih akan memindahkan mereka ke tempat penampungan.
Namun, ruangnya kecil dengan tempat tidur tumpuk. Padahal, kebanyakan tunawisma di Jepang berusia di atas 60-an.
Para tunawisma merasa lebih aman tidur di jalanan untuk menghindari Covid-19, apalagi belum mendapatkan vaksin.
"Setiap orang membutuhkan tempat tinggal. Tempat umum dan taman adalah tempat mereka biasa bermalam, jika tidak ada tempat-tempat itu, mereka akan sulit bertahan hidup. Menyembunyikan realitas orang miskin di kota dan menyembunyikan mereka demi Olimpiade tidak adil dan tidak manusiawi," jelas Kimura.
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020: Cerita di Balik Karya Seni Raksasa di Sawah Jepang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.