Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Australia Diselidiki karena Mabuk dan Ciptakan Kekacauan dalam Penerbangan Pulang dari Olimpiade Tokyo 2020

Kompas.com - 05/08/2021, 16:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Atlet Australia diselidiki Komite Olimpiade Australia setelah dilaporkan mabuk dan menciptakan kekacauan dalam penerbangan pulang dari Olimpiade Tokyo.

Kepala tim Olimpiade Ian Chesterman menegaskan bahwa dia sedang menyelidiki para atlet yang mabuk dalam penerbangan pulang, dan satu atlet yang sakit, menurut laporan 7 News Australia.

Baca juga: Viral Tagar di China Atlet Australia Memalukan, Setelah Merusak Kasur Kardus di Olympic Village Jepang

Japan Airlines mengeluh para atlet Australia berisik dan mengganggu jalannya prokes Covid-19, seperti mandatori penggunaan masker.

"Secara spesifik siap ayang terlibat kami masih tidak tahu," ujar Chesterman kepada wartawan di Tokyo pada Rabu (4/8/2021), seperti yang dilansir Kompas.com dari New York Post pada Rabu (4/8/2021).

Baca juga: POPULER GLOBAL: Atlet Australia Hancurkan Kasur Kardus Olympic Village Sebelum Pulang | Pevoli Brasil Pakai Masker Saat Laga

Namun, disebutkan bahwa ada 49 atlet dari 9 cabang olahraga dalam penerbangan dari Tokyo ke Sydney pada Kamis (299/7/2021) yang dikabarkan bermasalah itu.

Tim cabang olahraga rugby dan sepak bola yang dikabarkan memicu kekacauan dalam penerbangan tersebut.

Kepala Eksekutif Komite Olimpiade Australia (AOC) Matt Carroll mengatakan kepada Channel 7 bahwa pihaknya mengharapkan hal yang lebih baik dari para atletnya.

Baca juga: Sejumlah Atlet Australia Menghancurkan Kasur Kardus di Olympic Village Sebelum Pulang

"Ada warga Australia lainnya dalam penerbangan itu...itu bukan standar Komite Olimpiade Australia harapkan dan bukan standar yang diharapkan juga dalam olahraga," kata Carroll.

Chesterman berkata, “Ada sembilan cabang olahraga yang terlibat, jadi saya menelepon kepala eksekutif pada Minggu pagi, memberi mereka pengarahan, dan meminta mereka untuk menyelidiki atlet dan ofisial mereka yang lain.”

Baca juga: Manfaatkan Kondom, Atlet Australia Sabet Medali Emas Olimpiade Tokyo

Chesterman mengatakan insiden itu sedang ditinjau oleh liga sepak bola dan rugby Australia untuk kemungkinan sanksi terhadap para pemain.

Atlet Australia dan AOC juga menghadapi kritik karena meninggalkan kamar mereka di Tokyo di Olympic Village dalam kondisi rusak.

"Ada insiden...yang sama juga pada malam yang sama, ada kerusakan di kamar atlet dayung dan mereka meminta maaf," ujar Chesterman.

Baca juga: Kronologi Atlet Belarus Dilindungi Jepang Saat Dipaksa Pulang dari Olimpiade Tokyo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com