Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Mulai Permalukan Warganya di Depan Umum terkait Pelanggaran Covid-19

Kompas.com - 03/08/2021, 18:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang mengumumkan ancaman untuk mempermalukan di depan umum orang-orang yang tidak mematuhi langkah-langkah pengendalian pembatasan Covid-19 Jepang.

Reuters mewartakan, pemerintah “Negeri Sakura” akan mempublikasikan nama-nama tiga orang yang melanggar aturan karantina setelah kembali dari luar negeri.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Jepang Lindungi Atlet Belarus yang Diusir | Temuan Ratusan Ribu Tulang Hewan dan Manusia Berusia Ribuan Tahun

Kementerian kesehatan Jepang mengatakan pada Senin malam (2/8/2021), tiga warga negara Jepang yang disebutkan namanya jelas telah menghindari kontak dengan pihak berwenang setelah baru-baru ini kembali dari luar negeri.

Pengumuman tersebut, yang pertama dari jenisnya, memicu spekulasi di antara pengguna Twitter tentang rincian mereka yang diidentifikasi, seperti pekerjaan dan lokasi mereka.

Jepang meminta semua pelancong dari luar negeri, termasuk warganya sendiri, untuk melakukan karantina sendiri selama dua minggu.

Mereka juga diminta untuk menggunakan aplikasi ponsel pelacak lokasi dan melaporkan kondisi kesehatan mereka.

Tokyo dan seluruh Jepang sama-sama mencatat jumlah rekor kasus Covid-19 harian selama Olimpiade, yang diadakan di tengah keadaan darurat di kota dan prefektur tetangganya.

Penghitungan orang terakreditasi Olimpiade yang dites positif Covid-19 sejak 1 Juli naik menjadi 264 dalam angka yang diumumkan Minggu (1/8/2021). Penyelenggara Olimpiade Tokyo mengatakan satu atlet yang tinggal di desa itu termasuk di antara 18 kasus baru hari itu.

Baca juga: Jepang Lindungi Atlet Belarus Setelah Diusir Tim Olimpiadenya, Negara Lain Tawarkan Suaka

Sebanyak 27 atlet termasuk di antara 264 kasus keseluruhan, meskipun tidak semua tinggal di kampung atlet.

Total keseluruhan termasuk 108 pengunjung ke Jepang, dengan 35 teridentifikasi dalam tes wajib untuk lebih dari 41.000 orang, yang diambil pada saat kedatangan di bandara di Jepang.

Muto mengatakan satu pengunjung yang terakreditasi Olimpiade ke Jepang sedang dirawat di rumah sakit, meskipun tidak ada orang yang terinfeksi yang memiliki gejala serius.

Ditanya apakah penyelenggaraan Olimpiade berkontribusi pada meningkatnya jumlah infeksi di Jepang, Muto mengulangi komentar sebelumnya dari Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bahwa “tidak ada korelasinya”.

Tapi, Muto mengakui kekhawatiran tentang jumlah infeksi di antara kontraktor yang tinggal di Jepang yang bekerja di Olimpiade. Pasalnya mereka menyumbang 135 dari 264 kasus Covid-19 Jepang.

Baca juga: Kronologi Atlet Belarus Dilindungi Jepang Saat Dipaksa Pulang dari Olimpiade Tokyo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com