Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Profil: Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran yang Lebih Berkuasa dari Presiden

Kompas.com - 03/08/2021, 06:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Ayatollah Ali Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran saat ini, yang menjabat sejak 1989. Di Iran, ucapan Ali Khamenei adalah mutlak.

Dia pernah dinobatkan sebagai orang ke-21 dalam daftar “Orang Paling Berpengaruh di Dunia” oleh Forbes, karena dianggap sebagai otoritas politik paling kuat di Iran, bahkan lebih kuat daripada Presiden negaranya.

Baca juga: Iran Bantah Jadi Pelaku Serangan Kapal Tanker Minyak Seperti yang Dituduhkan Israel

Sebelum menjadi Pemimpin Tertinggi Iran dia pernah menjabat sebagai Presiden Iran selama beberapa tahun. Dia memainkan peran kunci dalam Revolusi Iran 1979, ketika dinasti Pahlavi di bawah Mohammad Reza Shah Pahlavi digulingkan.

Setelah Grand Ayatollah Ruhollah Khomeini mendirikan Partai Republik Islam. Ali Khamenei mencapai kekuatan politik yang cukup besar sebagai orang kepercayaannya.

Dia mengambil alih jabatan presiden pada 1981, setelah pembunuhan Mohammad-Ali Rajai dan menjadi ulama pertama yang menjabat di posisi tersebut.

"Saya memiliki jiwa yang miskin, tubuh yang tidak lengkap, dan sedikit martabat yang telah Anda berikan kepada saya - saya akan mengorbankan semuanya untuk Revolusi dan untuk Islam," kata Ayatollah Ali Khamenei pada 2009.

Baca juga: Sebut Lawannya dari Iran Teroris, Atlet Korea Selatan Ini Minta Maaf

Ulama sejak muda

Ali Khamenei Khamenei lahir pada 17 Juli 1939 sebagai anak kedua dari delapan bersaudara dari pasangan Seyyed Javad Khamenei dan Khadijeh Mirdamadi di Mashhad, kota paling suci Iran.

Dia mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang ulama, meski itu bukan pilihan yang mudah. Iran saat itu berada di bawah pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Raja sekuler yang memandang agama sebagai sesuatu yang kuno dan mencurigakan.

"Khamenei menjadi ulama ketika dia masih sangat muda, pada usia 11 tahun," menurut kata Mehdi Khalaji, yang menulis biografi Ayatullah melansir BBC.

Status itu membuatnya menjalani masa pertumbuhan yang tidak mudah. Banyak anak sepantarannya mengejek seragam ulamanya yang sering membuatnya kesulitan untuk bermain dengan anak-anak lain di jalanan.

Menurut salah satu anggota keluarga terdekatnya, Khamenei adalah pria pendiam yang menyukai puisi. Meski begitu, dia juga sangat baik dan mudah bergaul.

Baca juga: Kapal Tanker Minyak Diserang di Lepas Pantai Oman Tewaskan Dua Awak, Israel Tuduh Iran

Di tahun-tahun awalnya, Ali Khamenei juga suka merokok dan bahkan menghisap cerutu, kebiasaan yang sangat tidak biasa bagi seorang pria religius.

Khamenei kemudian menjadi pendukung dari musuh utama Raja Shah, ulama yang diasingkan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Ayatollah ingin membawa ajaran Islam ke Iran.

Ali Khamenei yang pada akhirnya mencoba menyebarkan pesan ayatullah di Iran. Alhasil, polisi Raja Shah menangkapnya enam kali.

Dalam tahanan, ulama Ali Khamenei berbagi sel penjara dengan Houshang Asadi, seorang komunis muda. Ulama dan komunis saat itu bergaul dengan cukup baik. Salah satunya karena selama 1970-an, kelompok-kelompok Marxis juga berusaha menyingkirkan Shah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com