Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Lockdown Lagi, Singapura Tetap Berencana Hidup bersama Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 14:07 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura tetap berencana hidup berdampingan dengan Covid-19, meski sedang menjalani lockdown parsial kedua tahun ini hingga 18 Agustus.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura Gan Kim Yong optimis Singapura masih dalam jalur yang tepat untuk hidup dengan virus corona yang endemik.

“Singapura saat ini berada di jalan tol menuju tujuan akhir Covid-19 yang endemik. Namun di sepanjang jalan, akan ada gundukan, dan kadang-kadang kita juga akan mengalami hambatan. Ketika hambatan ini muncul, kita perlu mengambil jalan memutar,” Gan menuturkan dengan menggunakan analogi.

Baca juga: Singapura Lockdown Parsial Kedua akibat Klaster Karaoke Plus-plus

Menteri Perindustrian dan Perdagangan itu mengatakan lebih jauh, ketika Singapura berhasil mengatasi hambatan mereka akan kembali ke jalan tol melanjutkan perjalanan.

Singapura menurutnya akan tetap mempersiapkan cetak biru atau blueprint hidup berdampingan dengan Covid-19 yang endemik.

Pada waktu bersamaan Singapura juga harus tetap fleksibel dengan mengambil kebijakan pengetatan yang tepat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian Delta.

Pelajar dan pengunjung National University Singapore (NUS) terlihat sedang menghabiskan waktu di kafe Starbucks, kampus University Town, NUS, Singapura Barat, Selasa sore (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan Ikan Jurong.  KOMPAS.com/ERICSSEN Pelajar dan pengunjung National University Singapore (NUS) terlihat sedang menghabiskan waktu di kafe Starbucks, kampus University Town, NUS, Singapura Barat, Selasa sore (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan Ikan Jurong.
Menanggapi frustasi warga yang bolak-balik harus lockdown parsial, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menjelaskan, kebijakan ini harus diambil karena terus melonjaknya angka infeksi komunal atau lokal Covid-19 dari pelabuhan ikan Jurong.

Virus corona dari pelabuhan ikan ini menyebar dengan cepat ke 45 pasar dan hawker yang tersebar di seantero "Negeri Merlion”.

Hal ini sangat berbahaya terutama untuk 200.000 warga lanjut usia di atas umur 60 tahun yang masih belum divaksin, dan sering menghabiskan waktu di pasar serta hawker.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong lalu mendesak warga lansia untuk segera divaksin dengan menekankan bahwa vaksin Covid-19 sangat aman.

“Jangan menunggu sampai terlambat,” pinta Lee melalui pidato video singkat, Sabtu (24/7/2021).

Lee meminta agar lansia atau sering disebut generasi pioner menerima vaksin untuk melindungi diri dan keluarga, terutama karena Covid-19 sangat berbahaya bagi warga berusia lanjut yang memiliki sejumlah gangguan kesehatan lain sehingga dapat memicu komplikasi.

Vaksinasi menjadi kunci utama Singapura agar dapat berdamai dengan Covid-19.

Angka vaksinasi Singapura saat ini telah mencapai 51 persen. Ditargetkan dua pertiga warga telah menerima vaksin pada 9 Agustus 2021.

Pakar kesehatan menilai Singapura baru dapat bernapas lega tanpa harus bolak-balik lockdown, jika jumlah warga yang telah  divaksinasi menyentuh 70 persen.

Baca juga: Kasus Terus Naik, Singapura Desak Orang yang Belum Divaksin Covid-19 di Rumah Saja

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com