SINGAPURA, KOMPAS.com – Seorang siswa tingkat 1 (13 tahun) di River Valley High School (RVHS) diduga dibunuh di sekolah oleh seorang siswa tingkat 4 (16 tahun), pada Senin (19/7/2021).
Polisi mengatakan mereka menerima panggilan bantuan sekitar pukul 11.40 pagi.
Ketika tiba di tempat kejadian, polisi menemukan seorang anak berusia 13 tahun terbaring tak bergerak dengan banyak luka di toilet.
Remaja itu dinyatakan meninggal di tempat kejadian oleh paramedis Angkatan Pertahanan Sipil Singapura.
Terduga pembunuhan di sekolah Singapura itu dilaporkan adalah seorang remaja (16 tahun) sesama siswa RVHS, yang telah ditangkap dengan kapak disita sebagai barang bukti.
Baca juga: Kasus Terus Naik, Singapura Desak Orang yang Belum Divaksin Covid-19 di Rumah Saja
Kepada The Straits Times (ST) orang tua murid, Huang, mengaku bergegas ke sekolah setelah menerima pesan dari putrinya (Tingkat 1), bahwa ada seseorang yang diduga memegang kapak di sekolah.
Pria (43 tahun) yang bekerja di industri TI itu juga menunjukkan pesan teks yang dia terima dari putrinya pada pukul 11.50 waktu setempat, dan video siswa berlarian di halaman sekolah.
Anaknya mengirim pesan lain kepadanya sekitar lima menit kemudian, dan mengatakan situasinya terkendali. Meski begitu, Huang tetap pergi dari rumahnya di Pasir Ris ke sekolah yang terletak di Boon Lay Avenue.
Ketika kantor berita ST tiba di sekolah sekitar pukul 1 siang, sebuah mobil van investigasi TKP, ambulans, dan setidaknya empat kendaraan polisi sudah berada di sana.
Staf sekolah mengatakan seharusnya ada istirahat makan siang pada jam 1 siang. Tetapi para siswa diminta untuk tetap berada di ruang kelas mereka. Tidak ada penjelasan yang diberikan.
Gerbang belakang juga ditutup, tetapi beberapa siswa yang perlu meninggalkan sekolah diizinkan pergi setelah jam 2 siang.
Sementara itu, siswa lainnya dikumpulkan di aula sekolah dan diberi pengarahan oleh staf sekolah.
Baca juga: Singapura Kembali Umumkan Aturan Covid-19 Terpisah Menurut Status Vaksinasi Seseorang
Baru sekitar pukul 3 sore, siswa lainnya diperbolehkan meninggalkan kompleks sekolah. Beberapa orang tua sudah berada di sekolah menunggu untuk menjemput anak-anak mereka.
Sebuah van Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) tiba di tempat kejadian sekitar pukul 15.30 dengan tim ilmu forensik.
Seorang ibu, yang hanya ingin dikenal sebagai Chin, mengatakan menerima telepon dari putrinya, yang duduk di kelas 3 SMP, sekitar tengah hari.