LONDON, KOMPAS.com - Jeda delapan minggu antara dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer adalah waktu terbaik untuk menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap Covid-19, kata para ilmuwan.
Para peneliti di Inggris menemukan jarak antar-dosis vaksin Pfizer yang lebih panjang daripada yang direkomendasikan saat ini (tiga minggu), menghasilkan tingkat antibodi yang lebih tinggi.
Jarak antar-dosis vaksin Pfizer yang lebih panjang juga diyakini dapat menawarkan perlindungan dalam memerangi infeksi berbagai varian Covid-19.
Baca juga: Perusahaan Israel Akan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Oral Pertama di Dunia
"Keputusan menunda delapan minggu benar-benar menyeimbangkan semua masalah yang lebih luas, pro dan kontra - dua dosis lebih baik daripada satu secara keseluruhan," kata pemimpin studi tersebut, profesor Universitas Oxford Susanna Duanchie, kepada Guardian dilansir pada Jumat (23/7/2021).
“Saya pikir delapan minggu adalah waktu yang tepat menurut saya. Karena orang ingin mendapatkan dua (dosis) vaksin dan ada banyak varian Delta di luar sana sekarang,” tambahnya, merujuk pada varian yang sangat menular.
Pfizer tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tetapi perusahaan telah memperingatkan awal tahun ini agar tidak mengurangi dosis, dengan mengatakan "tidak ada data" untuk mendukung langkah tersebut (pengurangan dosis).
Studi di Inggris, yang ditugaskan oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial, muncul setelah Inggris membuat keputusan untuk mengubah jeda pemberian dosis kedua menjadi 12 minggu setelah dosis pertama, ketika pasokan vaksin tidak mencukupi.
Baca juga: Eropa Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Moderna untuk Anak Usia 12-17 Tahun
Untuk studi ini, para peneliti merekrut 503 petugas kesehatan, 44 persen (223) di antaranya sebelumnya memiliki Covid-19. Selanjutnya peneliti mempelajari respons kekebalan yang mereka hasilkan dari suntikan Pfizer.
Mereka menemukan bahwa interval dosis vaksin Pfizer pendek (3-4 minggu) dan panjang (8-10 minggu) menghasilkan antibodi yang kuat dan respons imun sel-T.
Tetapi jadwal dosis kedua yang lebih lama menyebabkan tingkat antibodi yang lebih tinggi dan proporsi sel-T pembantu yang lebih tinggi, yang menurut para peneliti mendukung memori kekebalan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.