Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Jarak 8 Minggu Antar-dosis Vaksin Pfizer Beri Kekebalan Terbaik Lawan Covid-19

Kompas.com - 25/07/2021, 08:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Jeda delapan minggu antara dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer adalah waktu terbaik untuk menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap Covid-19, kata para ilmuwan.

Para peneliti di Inggris menemukan jarak antar-dosis vaksin Pfizer yang lebih panjang daripada yang direkomendasikan saat ini (tiga minggu), menghasilkan tingkat antibodi yang lebih tinggi.

Jarak antar-dosis vaksin Pfizer yang lebih panjang juga diyakini dapat menawarkan perlindungan dalam memerangi infeksi berbagai varian Covid-19.

Baca juga: Perusahaan Israel Akan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Oral Pertama di Dunia

"Keputusan menunda delapan minggu benar-benar menyeimbangkan semua masalah yang lebih luas, pro dan kontra - dua dosis lebih baik daripada satu secara keseluruhan," kata pemimpin studi tersebut, profesor Universitas Oxford Susanna Duanchie, kepada Guardian dilansir pada Jumat (23/7/2021).

“Saya pikir delapan minggu adalah waktu yang tepat menurut saya. Karena orang ingin mendapatkan dua (dosis) vaksin dan ada banyak varian Delta di luar sana sekarang,” tambahnya, merujuk pada varian yang sangat menular.

Pfizer tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tetapi perusahaan telah memperingatkan awal tahun ini agar tidak mengurangi dosis, dengan mengatakan "tidak ada data" untuk mendukung langkah tersebut (pengurangan dosis).

Studi di Inggris, yang ditugaskan oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial, muncul setelah Inggris membuat keputusan untuk mengubah jeda pemberian dosis kedua menjadi 12 minggu setelah dosis pertama, ketika pasokan vaksin tidak mencukupi.

Baca juga: Eropa Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Moderna untuk Anak Usia 12-17 Tahun

Untuk studi ini, para peneliti merekrut 503 petugas kesehatan, 44 persen (223) di antaranya sebelumnya memiliki Covid-19. Selanjutnya peneliti mempelajari respons kekebalan yang mereka hasilkan dari suntikan Pfizer.

Mereka menemukan bahwa interval dosis vaksin Pfizer pendek (3-4 minggu) dan panjang (8-10 minggu) menghasilkan antibodi yang kuat dan respons imun sel-T.

Tetapi jadwal dosis kedua yang lebih lama menyebabkan tingkat antibodi yang lebih tinggi dan proporsi sel-T pembantu yang lebih tinggi, yang menurut para peneliti mendukung memori kekebalan.

“Setelah dua dosis vaksin, tingkat antibodi penetralisir dua kali lebih tinggi setelah interval pemberian dosis yang lebih lama dibandingkan dengan interval pemberian dosis yang lebih pendek,” kata para peneliti.

Kesenjangan 10 minggu antara dosis masih efektif terhadap varian Delta dan semua jenis lain yang menjadi perhatian.

Pemberian dosis kedua dalam jeda panjang itu juga meningkatkan respons sel T penolong, yang mendukung memori kekebalan dan membantu mereproduksi antibodi saat menghadapi virus.

Baca juga: Pfizer/BioNTech Akan Produksi Vaksin Covid-19 di Afrika Selatan Usai Janji Stok Tak Kunjung Datang

Tetapi para ilmuwan percaya jeda 8 minggu sangat ideal untukmenimbang keinginan pasien mengalami respons kekebalan yang kuat, dan berusaha agar sebanyak mungkin orang terlindungi sepenuhnya di tengah penyebaran virus.

“Saya tidak bisa melihat virus ini menghilang, jadi Anda ingin menyeimbangkannya dengan mendapatkan perlindungan terbaik yang Anda bisa,” kata Duanchie melansir New York Post.

Nadhim Zahawi, menteri vaksin Inggris, mengatakan penelitian itu menegaskan kembali bahwa mereka membuat keputusan yang benar dalam menunda dosis.

"Studi terbaru ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa interval ini menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan mendukung keputusan kami," kata Zahawi dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg News.

Baca juga: Di Thailand Peluncuran Vaksin Covid-19 Lambat, Pengunjuk Rasa Tuntut Pemerintah Turun Jabatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com