Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pfizer/BioNTech Akan Produksi Vaksin Covid-19 di Afrika Selatan Usai Janji Stok Tak Kunjung Datang

Kompas.com - 22/07/2021, 10:43 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

FRANKFURT, KOMPAS.com - Pembuat vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech pada Rabu (20/7/2021) mengatakan mereka telah menemukan mitra di Afrika Selatan untuk memproduksi vaksin di benua Afrika untuk pertama kalinya.

Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya kritik terhadap ketidaksetaraan vaksin, yang membuat negara-negara miskin tertinggal dari negara-negara kaya dalam perlombaan melindungi orang dari virus corona.

Baca juga: Tak Cuma Kirim Vaksin Covid-19, Pfizer Pertimbangkan Transfer Teknologi ke Vietnam

Berdasarkan perjanjian tersebut, Biovac yang berbasis di Cape Town akan menyelesaikan langkah terakhir dalam proses pembuatan vaksin Pfizer/BioNTech, yang dikenal sebagai "fill and finish", kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.

Namun, proyek ini akan membutuhkan waktu untuk diluncurkan. Vaksin Pfizer pertama yang dibuat di Afrika diperkirakan tidak diluncurkan sebelum 2022.

Setelah aktif dan berjalan, Biovac diatur untuk menghasilkan lebih dari 100 juta dosis setiap tahun yang akan didistribusikan ke 55 negara di Uni Afrika.

"Ini adalah langkah maju yang penting dalam memperkuat akses berkelanjutan ke vaksin dalam memerangi pandemi tragis di seluruh dunia ini," kata CEO Biovac Morena Makhoana melansir AFP.

"Transfer teknis, pengembangan di tempat, dan kegiatan pemasangan peralatan akan segera dimulai," tambah pernyataan itu.

Vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech Jerman dan mitranya di AS, Pfizer, berdasarkan teknologi mRNA eksperimental, adalah yang pertama disetujui di Barat akhir tahun lalu.

Penelitian telah menunjukkan itu sangat efektif melawan Covid-19, termasuk terhadap varian yang lebih baru.

Pabrik lain di Afrika Selatan sudah menangani proses pengisian dan penyelesaian untuk suntikan Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Johnson & Johnson, yang menggunakan metode berbasis vektor virus tradisional.

Baca juga: Israel Tawarkan Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19 Pfizer kepada Orang Dewasa Berisiko

Perdebatan paten

Peluncuran vaksin berjalan dengan baik di Barat, dan pasokan bahkan melebihi permintaan di beberapa negara. Seruan pun berkembang bagi perusahaan farmasi untuk melepaskan hak paten atas vaksin Covid-19 yang menyelamatkan jiwa.

Namun ide itu ditentang keras oleh perusahaan itu sendiri dan sejumlah negara, seperti Jerman.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan menangguhkan hak kekayaan intelektual dapat menghambat inovasi, dan tidak akan menyelesaikan kekurangan kapasitas manufaktur dalam jangka pendek.

Dia malah berdebat untuk perjanjian lisensi dan kemitraan antara pembuat vaksin dan perusahaan lokal, sebuah pendekatan yang diambil oleh BioNTech dan Pfizer.

"Kami bermaksud untuk memungkinkan orang-orang di semua benua memproduksi dan mendistribusikan vaksin kami, sambil memastikan kualitas proses pembuatan dan dosisnya," kata Ugur Sahin, salah satu pendiri dan CEO BioNTech.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com