Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru: Vaksin Covid-19 BioNTech Hasilkan Antibodi 10 Kali Lebih Banyak dari Sinovac

Kompas.com - 16/07/2021, 15:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Orang yang menerima vaksin virus corona BioNTech, memiliki sepuluh kali lipat jumlah antibodi daripada yang diberikan Sinovac China.

Dilansir AFP, hal ini dikonfirmasi sebuah penelitian di Hong Kong yang mengkaji efektivitas vaksin.

Kajian Universitas Hong Kong (HKU) ini, didapat berdasarkan penelitian terhadap 1.442 petugas kesehatan.

Penelitian ini sudah diterbitkan di Lancet Microbe pada Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Sah, Pfizer-BioNTech Akan Suplai 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Indonesia

Para peneliti mengatakan, antibodi bukan satu-satunya ukuran keberhasilan vaksin dalam memerangi penyakit tertentu.

Tetapi mereka memperingatkan bahwa perbedaan konsentrasi antibodi penetralisir yang diidentifikasi dalam penelitian, dapat diterjemahkan menjadi "perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin".

Mereka yang menerima Sinovac, memiliki tingkat antibodi yang "mirip atau lebih rendah" dengan pasien yang tertular dan berhasil sembuh dari Covid-19

Studi ini menambah semakin banyak bukti bahwa vaksin yang menggunakan teknologi mRNA perintis, seperti BioNTech dan Moderna lebih efektif.

Jenis vaksin ini menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap virus corona dan variannya,
daripada yang dikembangkan dengan metode yang lebih tradisional, seperti menggunakan bagian virus yang tidak aktif.

Baca juga: Pfizer dan BioNTech: Suntikan 3 Dosis Vaksin Covid-19 Lebih Manjur

Meski begitu, vaksin tradisional lebih murah untuk diproduksi dan tidak rumit untuk diangkut dan disimpan.

Menjadikannya alat penting untuk memerangi pandemi di negara-negara berkembang.

Ahli epidemiologi Ben Cowling, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan bahwa orang harus tetap mendapatkan vaksinasi dengan Sinovac jika tidak ada pilihan lain.

Ini karena beberapa perlindungan selalu lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik," katanya.

"Jelas lebih baik pergi dan divaksinasi dengan vaksin apapu  daripada menunggu dan tidak divaksinasi."

"Banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin," tambahnya.

Baca juga: Gagal Amankan Vaksin BioNTech, Taiwan Salahkan China

Para peneliti selanjutnya menyarankan "strategi alternatif" seperti suntikan booster.

Ini mungkin diperlukan untuk meningkatkan perlindungan bagi mereka yang telah menerima Sinovac.

"Prioritasnya adalah booster untuk orang yang menerima Sinovac, sementara booster untuk orang yang awalnya menerima BioNTech, mungkin tidak begitu mendesak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com