BANGKOK, KOMPAS.com - Kemarahan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha makin meningkat karena lambatnya peluncuran vaksin Covid-19.
Baru 5 persen warga Thailand yang divaksinasi di tengah gelombang pandemi Covid-19 paling mematikan yang melanda negara itu, sementara para pejabat kesehatan memperingatkan skenario yang terburuk mungkin belum terjadi.
Baca juga: Masyarakat India Geram, Menkes Tak Akui Banyak Pasien Covid-19 Tewas karena Kelangkaan Oksigen
Thailand mencapai jumlah rekor kasus baru Covid-19, yaitu 11.305 pada Selasa (20/7/2021), dan menambah rekor jumlah kematian yang suram sejak April, yaitu 3.408.
Kerajaan itu sempat menuai pujian karena berhasil memadamkan pandemi Covid-19 pada babak-babak sebelumnya.
Gelombang wabah Covid-19 yang merebak sejak April telah menghidupkan kembali tantangan politik bagi Prayuth, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Rabu (21/7/2021).
Baca juga: Pakai Seprai, Pria Ini Kabur dari Lokasi Karantina Covid-19
Prayuth telah mampu merebut kekuasaan dalam kudeta 2014, dan pada 2020 berhasil memadamkan protes pro-demokrasi selama berbulan-bulan, membekap gerakan itu dengan tuntutan hukum dan tanggapan keras dari polisi.
Namun sekarang, para ahli medis senior bahkan mengakui kerajaan Thailand terperangkap dalam gelombang infeksi terbaru Covid-19, di mana peluncuran vaksin berjalan lamban, dengan hanya sekitar 3,5 juta dari 70 juta penduduknya yang telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini.
Baca juga: Pasokan AstraZeneca Minim, Thailand Beralih ke Vaksin Covid-19 Buatan China
Lonjakan kasus Covid-19 mengancam janji pemerintah untuk membuka kembali pembatasan aktivitas untuk turis pada Oktober, sehingga pengunjuk rasa kini kembali ke jalan-jalan di Bangkok.
Lebih dari 1.000 orang pada Minggu (18/7/2021) menentang lockdown yang berlaku hampir di semua daerah, dan perintah darurat yang melarang pertemuan 5 orang atau lebih.
Baca juga: Ungkapan Syukur Para Wanita yang Dapat Naik Haji Tanpa Wali Laki-laki di Tengah Pandemi Covid-19
Pengunjuk rasa menuntut pemerintah mengundurkan diri.
Para pengunjuk rasa membakar patung Prayuth di dekat Gedung Pemerintah, yang kemudian disambut dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet yang ditembakkan oleh polisi anti huru hara.
Para demonstran mengatakan peluncuran vaksin Covid-19 yang gagal adalah contoh utama dari pemerintahan Prayuth yang “kurang serius.”
Baca juga: Sebaran Varian Delta dan Lambatnya Vaksinasi Picu Lonjakan Kasus Covid-19 di AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.