Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir China: Cerita Dramatis Penumpang Selamat di Kereta, dalam 30 Menit Air Sudah Sebahu

Kompas.com - 23/07/2021, 21:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ZHENGZHOU, KOMPAS.com - Ketika banjir menerjang stasiun kereta bawah tanah yang sedang padat penumpang di China, pada Selasa (20/7/2021), sejumlah penumpang berupaya kabur, sedangkan lainnya tersapu tanpa daya dari peron.

Di salah satu gerbong kereta, air berangsur naik dari pergelangan kaki, ke pinggang, dan leher penumpang.

Dalam keadaan panik, para komuter menjulurkan kepala mereka ke arah atas guna bernapas. Sementara itu, ada penumpang yang berusaha mengangkat tubuh penumpang lain bertubuh pendek agar tidak tenggelam.

Baca juga: Media Sosial Jadi Tempat Masyarakat China Saling Bantu Korban Banjir dengan Cepat

Situasi ini terekam dalam tayangan video yang dibagikan di media sosial. Pada tayangan itu tampak beberapa penumpang berdiri di bangku kereta dan menempel pada langit-langit kereta selagi air terus meninggi. Salah satu penumpang berusaha memecahkan jendela, namun belakangan dia tersadar bahwa air di luar kereta lebih banyak.

Ada sejumlah orang yang merekam kejadian itu, sementara lainnya menelepon kerabat mereka atau mengunggah pesan meminta bantuan.

"Saya tidak bisa bicara lagi," tulis seorang perempuan pada jejaring media sosial Weibo. "Jika tidak ada bantuan datang dalam 20 menit, ratusan orang akan kehilangan nyawa."

"Kami semua berdiri di kursi dan air sudah mencapai selutut," kata seorang perempuan bernama Li kepada Elephant News.

"Air sudah mencapai leher beberapa penumpang bertubuh pendek ," tambahnya, sembari menambahkan udara yang tersisa sangat sedikit.

Setelah sekitar satu jam, gerbong kereta mendadak gelap dan ketersediaan oksigen terus menurun.

"Saya benar-benar takut. Tapi hal paling mengerikan bukan air, tapi pasokan udara yang berkurang," kata salah satu penumpang kepada kantor berita Reuters.

Pemandangan ketika banjir menggenangi jalan di Kota Zhengzhou.REUTERS via BBC INDONESIA Pemandangan ketika banjir menggenangi jalan di Kota Zhengzhou.
Kesaksian mengenai apa yang terjadi di kereta bawah tanah diutarakan para penumpang kepada sejumlah media di China.

"Pada awalnya air tidak terlalu banyak, tapi kemudian seperti datang sekaligus," kata seorang perempuan yang berada di kereta bawah tanah kepada media Pear Video.

"Dalam kurun waktu sekitar 30 menit, air sudah setinggi bahu saya. Sulit bernapas, banyak orang pingsan," lanjutnya.

Baca juga: Banjir China: Curah Hujan Setahun Mengguyur dalam 3 Jam, 33 Orang Tewas

Perempuan yang enggan namanya dipublikasikan itu mengaku terjebak selama lebih dari empat jam dan menangis ketika akhirnya diselamatkan.

"Ada begitu banyak air di peron dan air terus mengalir dari celah-celah pintu kereta," jelas penumpang lain kepada Jiupai News.

"Saya cukup tinggi, namun sekitar lima menit kemudian, air sudah sedada saya. Orang-orang tinggi membantu orang-orang pendek dan anak-anak ke kursi. Saya menggendong anak orang lain."

Dalam sebuah unggahan di Weibo, seorang perempuan menggambarkan kepanikan para penumpang di dalam gerbong kereta.

"Banyak orang mulai menderita kesulitan bernapas. Saya mendengar seorang penumpang berbicara melalui telepon, menyebutkan nomor rekeningnya kepada keluarganya, dan saya berpikir mungkin saya harus melakukan hal yang sama."

"Air terus mengucur dari celah-celah pintu, kami semua berdiri di bangku kereta bawah tanah," sebut unggahan lain.

Jalan-jalan utama berubah menjadi sungai tatkala banjir melanda Kota Zhengzhou, China.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Jalan-jalan utama berubah menjadi sungai tatkala banjir melanda Kota Zhengzhou, China.
Beberapa jam kemudian, di tengah ketakutan dan ketidakpastian, sejumlah anggota regu penyelamat mampu mengakses atap gerbong kereta dan menarik keluar para penumpang.

"Kami pecahkan kaca sedikit (pada atap gerbong). Lalu kemudian tiba-tiba udara masuk," ujar seorang perempuan yang namanya tidak dipublikasikan, kepada stasiun televisi CCTV.

Ratusan orang akhirnya dapat diselamatkan dari terowongan kereta bawah tanah yang diterjang banjir di Zhengzhou, kota berpenduduk 12 juta jiwa di tepi Sungai Kuning, Provinsi Henan.

Akan tetapi, tidak semuanya selamat. Sedikitnya 12 orang diketahui meninggal dunia dan lima lainnya cedera.

Selama tiga hari sebelum kejadian itu, Kota Zhengzhou dilanda hujan deras. Curah hujan pada Selasa (20/7/2021) tercatat mencapai 624mm, yang sepertiganya mengguyur antara pukul 16.00-17.00. Kondisi itu disebut "memecahkan rekor sejarah".

Musim hujan memang tengah berlangsung di China dan banjir tahunan biasanya terjadi di beberapa tempat.

Namun, para ilmuwan China mengatakan pemanasan global menyebabkan situasinya lebih berbahaya. Mereka memperingatkan cuaca ekstrem bisa terjadi lebih sering di masa mendatang.

Baca juga: Video Mencekam Penumpang Kereta Bawah Tanah China Terjebak Banjir

Di Provinsi Henan, paling tidak 25 orang meninggal dunia dan lebih dari 200.000 penduduk telah dievakuasi. Jalan-jalan utama berubah menjadi sungai, sedangkan mobil-mobil dan puing-puing terbawa oleh derasnya arus.

Foto-foto dramatis seputar upaya penyelamatan di luar stasiun kereta bawah tanah juga ramai dibagikan di media sosial. Para anggota regu penyelamat memakai tali panjang untuk menarik orang-orang yang terbawa arus.

"Saya beruntung saya di rumah, tapi kami [masih] merasa kami bakal hanyut terbawa arus," kata Wang Qian kepada BBC OS dari Zhengzhou.

"Saya menghubungi semua keluarga saya dan mujur mereka semua selamat. Ada banyak kerusakan di sekitar kami. Saya bisa melihat banjir di mana-mana, banyak mobil, dan air di mana-mana," katanya.

Upaya penyelamatan terus berlangsung di Provinsi Henan, sementara hujan masih mengguyur sepanjang pekan.

"Kami semua menunggu apakah semua baik-baik saja dalam waktu dekat. Kami sangat takut."

Baca juga: [Cerita Dunia] Banjir Sungai Yangtze Tewaskan 3,7 Juta Orang, Terparah di Dunia

Reportase tambahan oleh Kerry Allen dan Gareth Evansh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com