Zimbabwe telah mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm China, serta Sputnik V Rusia, dan Covaxin India.
Sampai saat ini, negara berpenduduk sekitar 14 juta orang itu telah menerima 4,2 juta vaksin dan diperkirakan akan segera menerima 1,5 juta dosis.
Antara Mei dan Juni, Zimbabwe tidak dapat menyediakan vaksinasi secara memadai karena permintaan melonjak, bersamaan dengan munculnya gelombang infeksi ketiga yang menyebar dengan cepat.
Hal ini didorong oleh dua varian virus corona yang sangat menular, yakni varian Beta pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan varian Delta pertama kali diidentifikasi di India.
Baca juga: Ketahuan Ajak Anak Buah Bercinta di Kantor, Wapres Zimbabwe Jadi Viral
Di sisi lain, kasus Covid-19 di Zimbabwe saat ini mencapai hampir 86.000, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan angka bulan lalu, sementara kematian telah mencapai 2.697.
"Gelombang ketiga yang keras yang telah merenggut nyawa ratusan orang, masyarakat secara bertahap mulai percaya pada pencegahan dan menghindari teori konspirasi,” kata Murewanhema.
“Berbagai kampanye kesadaran oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang kesehatan masyarakat, pemerintah atau non-pemerintah, telah meningkatkan kepercayaan terhadap vaksin," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.