Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Lockdown Parsial Kedua akibat Klaster Karaoke Plus-plus

Kompas.com - 20/07/2021, 17:29 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura lockdown parsial lagi mulai Kamis (22/7/2021) hingga 18 Agustus, akibat melonjaknya  kasus infeksi komunal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan ikan Jurong. 

Lonjakan ini menandai dimulainya gelombang kelima wabah virus corona di Singapura. Kasus komunal adalah angka kasus infeksi lokal di masyarakat.

Baca juga: Covid-19 Singapura: Muncul Klaster Baru di Karaoke Plus-plus

Peraturan dan larangan lockdown parsial jilid kedua

Aturan dan larangan lockdown parsial Singapura jilid kedua ini hampir sama dengan yang pertama.

Jumlah warga yang dapat berkumpul bertatap muka dikurangi dari maksimal lima orang menjadi dua orang. Setiap rumah juga hanya diizinkan menerima maksimal dua orang tamu sehari.

Pusat-pusat makanan seperti restoran, food court, kafe, kedai kopi, dan hawker diizinkan tetap beroperasi hanya untuk take-away atau membawa pulang makanan.

Baru bernapas lega sebentar setelah warga kembali diizinkan maksimal makan bersama maksimal 5 orang mulai 12 Juli, pengetatan ini adalah kabar buruk bagi pengusaha makanan dan minuman yang telah mengalami penurunan pendapatan sejak makan di tempat dilarang pada lockdown parsial jilid pertama.

Seorang warga Singapura terlihat melintas di depan Stasiun MRT Sixth Avenue, Singapura, Selasa siang (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan ikan Jurong.KOMPAS.com/ERICSSEN Seorang warga Singapura terlihat melintas di depan Stasiun MRT Sixth Avenue, Singapura, Selasa siang (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan ikan Jurong.
Perkantoran tetap diwajibkan melanjutkan Work from Home (WFH). Perusahaan dilarang menggelar acara perkumpulan berjenis apapun di kantor.

Jasa perawatan wajah seperti facial, make-up, dan pengusaha sauna harus menutup bisnis mereka selama sebulan ke depan.

Bioskop tetap beroperasi dengan dibatasi 100 orang. Konsumsi makanan dan minuman dilarang dalam bioskop.

Angka yang sama juga diberlakukan kepada rumah-rumah ibadah, pertunjukan musik, pertandingan olahraga, dan pemberkatan pernikahan.

Baca juga: Klaster Karaoke Plus-plus Meledak, Singapura Kembali Batasi Jumlah Warga Bersantap

Resepsi pernikahan tetap dapat berlanjut dengan syarat pengantin, pengiring, dan seluruh hadirin menjalani tes Covid-19 sebelum acara.

Pusat-pusat atraksi seperti museum dan wahana harus mengurangi daya tampung pengunjung dari 50 persen menjadi maksimal 25 persen.

Klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan ikan Jurong

Interior gerai karaoke Supreme KTV yang terletak di surga belanja Orchard, Singapura. Supreme KTV menjadi salah satu gerai karaoke yang harus ditutup karena ditemukannya pramuria yang terinfeksi Covid-19Facebook Supreme KTV Interior gerai karaoke Supreme KTV yang terletak di surga belanja Orchard, Singapura. Supreme KTV menjadi salah satu gerai karaoke yang harus ditutup karena ditemukannya pramuria yang terinfeksi Covid-19
Memburuknya secara drastis angka infeksi lokal Covid-19 Singapura dimulai pekan lalu, setelah kemunculan klaster di puluhan karaoke plus-plus yang sampai Selasa sore (20/7/2021) telah menginfeksi 205 orang.

Hanya berselang beberapa hari setelah kluster karaoke plus-plus, klaster baru tiba-tiba muncul di pelabuhan ikan Jurong.

Kluster superspreader itu menyebar dengan cepat menginfeksi 314 orang dan menggurita ke 28 pasar serta hawker di seantero Singapura.

Angka harian kasus virus corona Singapura menyentuh tiga digit yaitu 195 kasus baru hari ini, tertinggi sejak 10 Juli 2020 ketika lonjakan kasus Covid-19 dari asrama pekerja asing melumpuhkan "Negeri Merlion".

Investigasi awal menunjukan adanya kaitan antara klaster karaoke plus-plus dan klaster pelabuhan ikan.

Diduga seorang pekerja pelabuhan ikan yang tertular Covid-19 juga bekerja pada malam hari sebagai pramuria di karaoke plus-plus atau KTV.

Buruh-buruh di pelabuhan ikan Jurong juga disebutkan sering mengunjungi karaoke plus-plus.

Baca juga: Mengenal KTV, Klaster Baru Covid-19 Singapura yang disebut Karaoke Plus-plus

Pelajar dan pengunjung National University Singapore (NUS) terlihat sedang menghabiskan waktu di kafe Starbucks, kampus University Town, NUS, Singapura Barat, Selasa sore (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan Ikan Jurong.KOMPAS.com/ERICSSEN Pelajar dan pengunjung National University Singapore (NUS) terlihat sedang menghabiskan waktu di kafe Starbucks, kampus University Town, NUS, Singapura Barat, Selasa sore (20/7/2021). Singapura kembali lockdown parsial 22 Juli hingga 18 Agustus setelah munculnya ratusan kasus baru infeksi lokal Covid-19 dari klaster karaoke plus-plus dan pelabuhan Ikan Jurong.
Direktur Pelayanan Kesehatan Singapura Kenneth Mak menduga, virus corona di pelabuhan ikan berasal dari kapal ikan.

Mak mengatakan, varian Delta di pelabuhan ikan Jurong memiliki kemiripan dengan varian Delta di Indonesia.

Penyebaran cepat Covid-19 di puluhan pasar dan hawker sangat mengkhawatirkan, karena banyak warga lanjut usia yang rentan sering menghabiskan waktu makan, berkumpul, dan ngobrol..

Data terakhir menunjukan ada sekitar 200.000 lansia Singapura di atas 60 tahun yang belum menerima vaksin Covid-19.

Keputusan lockdown parsial Singapura juga mempertimbangkan daya tampung rumah sakit dan ruang perawatan intensif (ICU), yang dikhawatirkan kelebihan kapasitas jika banyak warga lansia tertular.

Terjadi setelah rencana berdamai dengan Covid-19

Warga Singapura terlihat bersantap di hawker Changi Village, Singapura Timur, Minggu siang (11/7/2021). Setelah sempat diizinkan bersantap maksimal lima orang, warga Singapura harus kembali bersantap maksimal dua orang mulai 19 Juli hingga 8 Agustus setelah meledaknya infeksi lokal klaster karaoke Covid-19KOMPAS.com/ERICSSEN Warga Singapura terlihat bersantap di hawker Changi Village, Singapura Timur, Minggu siang (11/7/2021). Setelah sempat diizinkan bersantap maksimal lima orang, warga Singapura harus kembali bersantap maksimal dua orang mulai 19 Juli hingga 8 Agustus setelah meledaknya infeksi lokal klaster karaoke Covid-19
Lockdown parsial ini adalah pukulan telak bagi Singapura, karena terjadi hanya sebulan setelah negera kota tersebut mengumumkan cetak biru atau blueprint rencana hidup bersama dengan Covid-19 yang endemik.

 

Strategi cetak biru Singapura adalah meningkatkan vaksinasi warga secepat dan setinggi mungkin.

Baca juga: Yakin Virus Corona Tak Bisa Lenyap, Singapura Berencana Tangani Covid-19 seperti Endemik

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung saat itu menyampaikan, Covid-19 akan dianggap seperti flu biasa karena mustahil bagi Singapura untuk terus bolak-balik lockdown dan membatasi gerak-gerik warganya. 

Singapura sendiri saat ini sedang berada dalam transisi memasuki new normal hidup berdampingan dengan virus corona.

Namun dengan diumumkannya lockdown parsial jilid dua, menjadi kali kedua warga "Negeri Singa" harus tetap di rumah tahun ini.

Lockdown parsial jilid pertama 2021 baru saja berakhir pada 13 Juni.

Meroketnya angka infeksi lokal varian Delta dari klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng dan Bandara Internasional Changi memaksa Singapura lockdown dari 16 Mei hingga 13 Juni.

Baca juga: 7 Alasan Singapura Berani Hidup Bersama Covid-19, Tidak Semua Negara Bisa Tiru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com