Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2021, 15:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Spyware Pegasus versi terbaru buatan perusahaan Israel, dituding telah digunakan beberapa pemerintah di seluruh dunia untuk memata-matai ponsel para aktivis, jurnalis, eksekutif perusahaan, dan politisi.

Apa itu Pegasus Spyware dan bagaimana cara kerja spyware setelah masuk ke ponsel target pengintaian?

Berikut adalah penjelasannya termasuk bahaya spyware Pegasus, yang dirangkum oleh AFP.

Baca juga: Pegasus, Spyware Rancangan Perusahaan Israel Retas Banyak Jurnalis dan Aktivis di Dunia

Asal-usul Pegasus spyware

Para peneliti percaya bahwa versi awal dari spyware ini pertama kali terdeteksi pada 2016, berupa pesan teks jebakan untuk menginstal dirinya sendiri ke ponsel target.

Penerima harus mengeklik tautan dalam pesan agar spyware terunduh.

Namun sekarang cara ini kurang efektif, karena pengguna ponsel semakin waspada mengeklik tautan yang mencurigakan.

Versi Pegasus yang lebih baru, yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group, memperbaiki titik lemah itu agar spyware bisa masuk ke ponsel tanpa diduga oleh penggunanya.

Ilustrasi chat WhatsApp.Phone Arena Ilustrasi chat WhatsApp.
Pada 2019 WhatsApp pernah menggugat NSO dengan mengatakan, mereka menyelipkan spyware ke sekitar 1.400 ponsel dengan memanfaatkan aplikasi perpesanan tersebut.

Dikatakan bahwa hanya dengan menelepon target lewat WhatsApp, Pegasus diam-diam dapat mengunduh dirinya sendiri ke ponsel, bahkan jika target tidak mengangkat panggilan itu.

Kemudian baru-baru ini, Pegasus dilaporkan memanfaatkan kelemahan perangkat lunak iMessage Apple, berpotensi memberinya akses ke 1 miliar iPhone yang saat ini digunakan, tanpa pemiliknya mengeklik satu tombol pun.

Baca juga: 50.000 Nomor Telepon Dipantau Spyware Pegasus Buatan Israel, Mayoritas Jurnalis dan Aktivis

Bagaimana spyware bekerja?

"Pegasus mungkin adalah salah satu alat akses jarak jauh yang paling mumpuni," kata Alan Woodward, profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris.

"Anggap saja seolah-olah Anda telah memberikan ponsel Anda ke tangan orang lain."

Spyware Pegasus dapat digunakan untuk membaca pesan dan e-mail target, melihat-lihat foto yang mereka ambil, menyadap telepon, melacak lokasi, dan bahkan merekam dari kamera.

Pengembang Pegasus semakin baik dalam menyembunyikan semua jejak perangkat lunak, sehingga sulit untuk mengkonfirmasi apakah ponsel tertentu telah disadap atau tidak, lanjut Woodward.

Itulah sebabnya belum diketahui pasti berapa banyak orang yang gawianya disadap, meskipun laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50.000 nomor telepon menjadi target.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Cuaca Sulit, Perang Rusia-Ukraina di Avdiivka Melambat

Cuaca Sulit, Perang Rusia-Ukraina di Avdiivka Melambat

Global
Cara Penambang 'Lubang Tikus' di India Bebaskan 41 Pekerja yang Terjebak di Terowongan

Cara Penambang "Lubang Tikus" di India Bebaskan 41 Pekerja yang Terjebak di Terowongan

Global
Ukraina Sebut Rusia Eksekusi Tentara yang Akan Menyerah di Avdiivka

Ukraina Sebut Rusia Eksekusi Tentara yang Akan Menyerah di Avdiivka

Global
Ukraina Jatuhkan 10 dari 12 Drone Shahed yang Diterbangkan Rusia

Ukraina Jatuhkan 10 dari 12 Drone Shahed yang Diterbangkan Rusia

Global
Selandia Baru Larang Ponsel di Sekolah untuk Tingkatkan Angka Melek Huruf

Selandia Baru Larang Ponsel di Sekolah untuk Tingkatkan Angka Melek Huruf

Global
Menteri Malaysia Minta Warga Menikah Dini untuk Dongkrak Angka Kelahiran

Menteri Malaysia Minta Warga Menikah Dini untuk Dongkrak Angka Kelahiran

Global
Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Global
Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Global
Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Global
Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Global
Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Global
Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Global
Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Global
Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Palestina Tak Bersalah Terbunuh di Gaza

Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Palestina Tak Bersalah Terbunuh di Gaza

Global
Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Warga Mengungsi karena Khawatir Tsunami

Gempa M 7,6 Guncang Filipina, Warga Mengungsi karena Khawatir Tsunami

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com