Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Presiden Haiti Ditetapkan, Mantan Presiden Aristide Pulang Disambut Meriah

Kompas.com - 18/07/2021, 12:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

PORT-AU-PRINCE - KOMPAS.com, Pemakaman Presiden Haiti Jovenel Moise yang dibunuh dalam serangan di kediamannya akan berlangsung pada 23 Juli, menurut para pejabat Jumat (16/7/2021).

Keputusan itu ditetapkan ketika pemimpin pertama Haiti yang terpilih secara demokratis Jean-Bertrand Aristide, tiba di rumah setelah menerima perawatan medis di Kuba.

Layanan pemakaman kenegaraan akan berlangsung di Cap-Haitien, sebuah kota bersejarah di utara Haiti. Kota itu terancam dalam bahaya keamanan sejak Moise ditembak mati di rumahnya pada dini pada Rabu (7/7/2021).

Istri mendiang Moise, Martine Moise, yang terluka parah dalam serangan dan dirawat di Amerika Serikat (AS), akan pulang untuk pemakaman suaminya.

"Ibu negara, yang terluka dalam pembunuhan presiden menjalani perawatan di rumah sakit Miami, akan kembali untuk berpartisipasi dalam kematian korban," kata Perdana Menteri sementara Claude Joseph pada konferensi pers melansir AFP.

Baca juga: Perancis Nyatakan Tidak Ada Dalam Agenda Kirim Bantuan Militer ke Haiti

Moise (53 tahun), dibunuh oleh regu pembunuh yang sebagian besar terdiri dari tentara bayaran Kolombia. Namun sampai saat ini banyak detail seputar serangan masih jadi misteri.

Kepala polisi Kolombia Jorge Vargas mengatakan bahwa mantan pejabat Kementerian Haiti, Joseph Felix Badio, memberi dua tentara bayaran perintah untuk membunuh presiden.

“Pasukan sebelumnya telah diberitahu bahwa misi mereka adalah untuk menangkap presiden,” kata kepala polisi Kolombia, yang masih melakukan penyelidikan atas serangan itu.

Mantan tentara Kolombia Duberney Capador dan German Rivera dikontrak untuk mengatur kedatangan tentara bayaran di Haiti, yang konon untuk menyediakan layanan keamanan.

Menurut Kepala polisi Kolombia, selama pertemuan pertama dengan kedua pria itu, terduga inisiator pembunuhan (Badio) mengaku belum tahu kapan rencana kejahatan harus dilakukan.

Sekitar tiga hari sebelum operasi serangan "Joseph Felix Badio ... mengatakan kepada Capador dan Rivera bahwa mereka harus membunuh presiden Haiti," kata Vargas.

Badio, mantan pejabat di unit antikorupsi di Kementerian Kehakiman Haiti, adalah salah satu dari beberapa orang yang dicari oleh polisi Haiti, bersama mantan senator oposisi Joel John Joseph.

Keduanya digambarkan di poster buronannya sebagai "bersenjata dan berbahaya.”

Baca juga: Mantan Pejabat Kementerian Kehakiman Diduga Dalang Pembunuhan Presiden Haiti

Lebih dari 20 orang telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan itu.

Polisi Haiti menuduh seorang dokter Haiti (63 tahun), yang memiliki hubungan kuat dengan Florida, Christian Emmanuel Sanon, sebagai dalang penyerangan dan memiliki "motif politik".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com