Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Bersiap Sambut Normal Baru dengan Cabut Sebagian Besar Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 07/07/2021, 07:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Inggris akan segera menjalani normal baru setelah pemerintah mencabut secara resmi sebagian besar pembatasan Covid-19 pada 19 Juli.

Penerapan normal baru Inggris akan membuat penggunaan masker wajah bersifat sukarela, mengakhiri jarak sosial 1 meter lebih, dan menerapkan penggunaan QR code untuk masuk restoran.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan orang harus "belajar untuk hidup" bersama Covid-19.

Baca juga: Positif Covid-19, Kondisi PM Luksemburg Serius tapi Stabil

Infeksi Covid-19 diperkirakan dapat meningkat ketika aturan pembatasan itu dicabut, tetapi para pejabat negara meyakini bahwa angka kematian akan terkendali dengan penggunaan vaksin.

Kasus Covid-19 di Inggris dilaporkan 27.334 pada Senin (5/7/2021), dengan 9 kematian dalam 28 hari setelah dites Covid-19.

Melansir BBC pada Selasa (6/7/2021), tahap keempat atau terakhir dari roadmap pemerintah untuk mengakhiri lockdown dan menyambut normal baru di Inggris, pada Juni ditunda hingga 19 Juli, perkiraannya.

Pembatasan Covid-19 saat ini untuk normal baru yang masih berlaku di antaranya, "aturan enam orang" untuk pertemuan, layanan meja di pub dan restoran, batasan kapasitas di teater dan bioskop, penutupan klub malam, dan panduan bekerja di rumah.

Larangan pengunjung pub memesan minuman langsung di bar, akan dicabut.

Baca juga: Kate Middleton Isolasi Mandiri Usai Kontak dengan Pasien Positif Covid-19


Sementara, banyak aturan dan panduan lainnya yang diperkirakan akan dihapus. Namun sejauh ini, PM Inggris belum membahas terkait aturan isolasi diri, pembatasan perjalanan atau aturan di sekolah.

Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara memiliki aturan pembatasan Covid-19 mereka sendiri, lepas dari Inggris.

Pemerintah Skotlandia mendorong untuk mempertahankan beberapa aturan dasar, seperti penggunaan masker.

Ketua Asosiasi Medis Inggris, Dr Chaand Nagpaul mengatakan, "tidak masuk akal" untuk berhenti menggunakan masker wajah di tempat umum tertutup di tengah meningkatnya jumlah kasus Covid-19 varian Delta.

Nagpaul mengatakan kepada program Today BBC Radio 4, "masker wajah terbukti mengurangi penyebaran infeksi ini" dan "kami tidak mengerti mengapa kami secara sadar ingin orang terinfeksi".

Baca juga: Tak Terima Kerabat Meninggal karena Covid-19, Anggota Keluarga Pukul dan Tendang Dokternya

Serikat pekerja yang mewakili pekerja transportasi umum dan toko mengatakan staf mereka akan menghadapi risiko infeksi yang lebih besar, jika aturan masker dicabut.

Sementara itu, maskapai Iralndia, Ryanair, mengatakan bahwa menggunakan masker wajah akan tetap wajib dalam penerbangannya, "untuk melindungi kesehatan penumpang dan awak kami".

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com