Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Kerabat Meninggal karena Covid-19, Anggota Keluarga Pukul dan Tendang Dokternya

Kompas.com - 06/07/2021, 13:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

Sejak awal pandemi Covid-19 menyerang India pada 2020, beberapa dokter telah diserang oleh keluarga pasien.

Berulang kali alasannya adalah orang yang mereka cintai tidak diperlakukan dengan baik atau tidak diberikan tempat tidur tepat waktu.

Namun, sebagian besar kasusnya tidak sampai pada pengaduan atau penyelidikan polisi.

Jika pun diadukan, para tersangka sering kali dibebaskan dengan jaminan secara cepat dan kasusnya diselesaikan di luar pengadilan.

Di rumah sakit Appolo di ibu kota, Delhi, yang mana merupakan rumah sakit swasta terkemuka, aksi kekerasan juga pernah terjadi terhadap petugas medis yang menangani pasien Covid-19.

Kejadian di rumah sakit Appolo terjadi pada awal tahun ini, di keluarga korban merusak properti dan melukai para petugas medis, saat dinyatakan anggota keluarganya tewas karena Covid-19.

Baca juga: 70 Tentara Paramiliter Pakistan Tidak Digaji karena Tolak Vaksin Covid-19

Namun, administrasi rumah sakit jarang turun tangan dalam kasus seperti itu. Para dokter mengatakan itu karena tidak ada undang-undang khusus yang melindungi mereka.

"Kami telah menemukan bahwa undang-undang yang ada tidak efektif dan itulah sebabnya mereka bukan pencegah. Undang-undang yang kuat sangat dibutuhkan agar orang mengerti bahwa akan ada konsekuensi dari memukuli dokter," kata Dr Jayesh Lele, sekretaris jenderal Asosiasi Medis India (IMA).

Lebih dari 330.000 dokter sebagai anggota IMA telah berkampanye keras untuk undang-undang yang ketat yang dapat mencegah serangan terhadap tenaga kesehatan.

"Kekerasan seperti itu tidak direncanakan, tetapi lebih merupakan hasil dari pemicu emosional yang disebabkan oleh kematian. Oleh karena itu, undang-undang tidak berfungsi sebagai pencegah," kata Shreya Shrivastava, yang telah melacak kekerasan terhadap dokter.

Shrivastava adalah bagian dari tim peneliti di Pusat Kebijakan Hukum Vidhi yang mempelajari laporan surat kabar tentang 56 serangan antara Januari 2018 dan September 2019, untuk berusaha memahami apa yang menyebabkannya dan bagaimana cara mengatasinya.

Dia mengatakan pemerintah memberlakukan hukuman penjara hingga 7 tahun sebagai hukuman atas serangan terhadap petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19. Namun, itu tidak membantu.

Dr Vikas Reddy, seorang dokter di Rumah Sakit Gandhi di kota selatan Hyderabad, diserang dengan kursi besi dan kursi plastik pada Juni pada 2020 oleh kerabat seorang pria yang telah meninggal karena Covid-19.

Dia mengajukan pengaduan polisi, tetapi belum ada yang ditangkap.

Baca juga: Bos Perusahaan Travel Dipecat karena Ajari Klien Palsukan Hasil Tes Covid-19

"Sulit untuk kembali bekerja," kata Dr Reddy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com