Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Sengaja Tutup-tutupi Radiasi akibat Uji Coba Nuklir di Pasifik

Kompas.com - 02/07/2021, 19:21 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com – Pemerintah Prancis membantah telah menutup-nutupi tingkat radiasi di Pasifik setelah melakukan sejumlah uji coba nuklir di wilayah tersebut di masa lampau.

Sebelumnya, uji coba yang nuklir yang dilakukan Perancis sejak 1966 hingga 1996 di Pasifik dituding telah menyebabkan polusi udara dan tanah.

Namun, “Negeri Anggur” dituduh sengaja menutup-nutipinya sebagaimana dilansir AFP, Jumat (2/7/2021).

Baca juga: KISAH MISTERI: Misi Rahasia Menculik Ilmuwan Nuklir Nazi dalam Perang Dunia II

Setelah mendapat tudingan tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan selama dua hari, mulai Kamis (1/7/2021) hingga Jumat.

"Tidak ada yang ditutup-tutupi," kata Menteri Pertahanan Junior Perancis Genevieve Darrieusseq di sela-sela pertemuan itu.

Pada Maret, situs web jurnalisme investigasi Disclose merilis hasil investigasi mereka terhadap serangkaian uji coba nuklir yang dilakukan Perancis di Pasifik sejak 1966 hingga 1996.

Dalam laporannya, Disclose menganalisis sekitar 2.000 halaman dokumen militer Perancis yang dideklasifikasi pada 2013 mengenai hampir 200 uji coba nuklir di sekitar Polinesia Perancis.

Baca juga: Pemimpin Baru Iran Bersikeras Tidak Mau Negosiasi dengan AS Soal Nuklir

Disclose lantas membuat pemodelan statistik dan meminta bantuan dari akademisi sekaligus spesialis untuk menyempurnakan analisis dokumen-dokumen itu.

Dari hasil investigasi dan analisis dokumen tersebut, Disclose menyimpulkan bahwa pemerintah Perancis sengaja menyembunyikan dampak dari uji coba nuklir terhadap kesehatan orang Polinesia selama lebih dari 50 tahun

Pertemuan yang diinisiasi Macron dan digelar Kamis-Jumat tersebut tidak membuat komentar publik. Namun, pertemuan itu mendapat tanggapan beragam dari para politikus Polinesia Perancis.

Anggota Parlemen Polinesia Perancis Moetai Brotherson menolak hadir dalam pertemuan tersebut kecuali Perancis meminta maaf.

Baca juga: Israel Minta AS Bangun Sebelum Hidupkan Kesepakatan Nuklir Iran

Brotherson merupakan tokoh pendukung kemerdekaan Polinesia Perancis yang duduk di parlemen nasional.

Partainya, Tavini Huiraatira, mengumumkan akan menyelenggarakan acara tandingan di Pulau Tahiti, Polinesia Perancis, pada 2 Juli.

Namun Kepala Polinesia Perancis Edouard Fritch menyambut baik pembicaraan tersebut meski sebelumnya dia mengkritik adanya penghinaan dan arogansi dari Perancis.

Baca juga: Satu-satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup Darurat

Kompensasi

Menurut Disclose, hingga saat ini baru ada 63 warga sipil Polinesia Perancis, tidak termasuk tentara dan kontraktor, yang sudah menerima kompensasi atas paparan radiasi dari uji coba nuklir.

Situs web tersebut mengatakan telah menggunakan data untuk menilai kembali polusi di Kepulauan Gambier, Pulau Tureia, dan Pulau Tahiti setelah enam uji coba nuklir yang dianggap paling mencemari.

Disclose mengeklaim bahwa temuan mereka sangat berbeda dengan temuan Komisi Energi Alternatif dan Energi Atom Perancis (CEA).

Pasalnya, temuan CEA-lah yang menjadi referensi untuk memberikan kompensasi bagi para korban uji coba.

Polinesia Prancis, dengan populasi sekitar 300.000 jiwa dan lebih dari 100 pulau, adalah salah satu dari tiga wilayah Perancis di Pasifik.

Baca juga: Hacker Korea Utara Retas Lembaga Think Tank Nuklir Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com