BAGHDAD, KOMPAS.com - Ribuan anggota Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF) memamerkan tank dan peluncur roket dalam parade militer terbesar sejak berdirinya organisasi tersebut.
Parade militer berlangsung di sebuah pangkalan militer di provinsi Diyala di Irak timur, pada Sabtu (26/6/2021), yang menandai ulang tahun ke-7 pembentukan PMF pada 2014 oleh Ayatollah Ali al-Sistani untuk membantu mengalahkan kelompok ISIS.
Pada saat itu, ISIS menguasai sepertiga wilayah Irak. Sehingga, kehadiran PMF atau Hashd al-Shaabi dianggap sangat penting dalam membantu tentara Irak yang didukung AS mengalahkan ISIS pada 2017.
Baca juga: Irak Rencanakan Bangun 8 Reaktor Tenaga Nuklir pada 2030
Parade militer di Kamp Ashraf menunjukkan persenjataan buatan Irak, seperti drone. Selain itu, tank, kapal, dan peluncur roket buatan Rusia, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (26/6/2021).
Acara disiarkan di TV pemerintah Irak dan dihadiri oleh Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, yang secara resmi menjabat sebagai panglima tertinggi negara.
"Saya menghargai pengorbanan Anda, dan pengorbanan angkatan bersenjata Irak dalam memerangi ISIS," kata al-Kadhimi kepada para anggota PMF.
Imran Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari ibu kota Irak, Baghdad, menggambarkan parade tersebut sebagai "sangat kontroversial".
"Perdana menteri tidak menginginkan mereka di Baghdad, di mana mereka ingin mengadakan parade ini (di zona internasional, yang dikenal sebagai Zona Hijau) karena dia pikir itu akan menjadi tampilan kekuatan Iran di Irak sendiri," kata Khan menggambarkan tentang sikap Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi.
Baca juga: Terbang di Atas Pangkalan AS di Irak, 2 Drone Dihancurkan
Dalam parade juga berbaris unit PMF dengan milisi Yazidi, yang mengenakan pakaian putih, serta kelompok Kristen, dan Muslim Sunni.
Para peserta pawai juga memegang poster besar Abu Mahdi al-Muhandis, seorang pemimpin tertinggi yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS tahun lalu di luar bandara Baghdad.
Serangan itu juga menewaskan komandan tinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani dari Pasukan Quds Pengawal Revolusi, yang pembunuhannya nyaris mendorong Iran dan AS ke dalam konflik besar-besaran.
Namun, meskipun PMF sering mengacungkan gambar Soleimani bersama dengan al-Muhandis di spanduk paramiliter yang turun di jalan-jalan Baghdad dan tempat lain di Irak, gambar jenderal Iran tidak hadir dalam parade.
Baca juga: China Menduga Tuduhan AS Soal Asal-usul Covid-19 dari Lab Wuhan Serupa Klaimnya terhadap Irak
Pembentukan PMF dimaknai sebagai terciptanya organisasi payung yang disetujui negara, yang sebagian besar terdiri dari milisi Muslim Syiah yang didukung oleh Iran.
Beberapa ahli berpendapat bahwa hal itu adalah desakan Iran kepada pemerintah Irak untuk memasukkan PMF menjadi bagian dalam aparat keamanan negara pada 2016.
Langkah itu diikuti pemberian persenjataan berat dan sumber daya keuangan yang signifikan. Pada 2019 saja, PMF mendapatkan alokasi dana sebesar 2,16 miliar dollar AS (Rp 31,2 triliun) dari anggaran negara Irak.