Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Covid-19 Menunjukkan Percepatan Infeksi di Brasil, Satu Hari 115.228 Kasus Baru

Kompas.com - 24/06/2021, 10:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Covid-19 Brasil mencatat temuan kasus baru virus corona tertinggi satu hari 115.228 telah dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan negara itu pada Rabu (23/4/2021).

Wabah Covid-19 Brasil dilaporkan menunjukkan tanda-tanda baru percepatan infeksi, meskipun upaya vaksinasi yang lama tertunda akhirnya mendapatkan tenaga.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 Capai 500.000 Orang, Presiden Brasil Dituntut Mundur

Brasil telah mencatat angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia di luar Amerika Serikat, dengan lebih dari setengah juta nyawa hilang, menurut penghitungan resmi kementerian.

Tetapi sementara situasi di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara paling kaya membaik berkat tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, Brasil dan banyak tetangga di Amerika Selatan bulan ini telah melihat wabah terbesar mereka.

Rata-rata tujuh hari Brasil untuk kasus dan kematian virus corona baru sekarang menjadi yang tertinggi di dunia, setelah melampaui India minggu lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Reuters.

Masyarakat menandai puncak korban 500.000 kematian Covid-19 Brasil selama akhir pekan lalu, dengan protes nasional terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.

“Negara Samba” terbilang lambat dalam meluncurkan vaksin dengan hanya 12 persen orang Brasil yang diimunisasi penuh, menurut data Kementerian Kesehatan.

Upaya inokulasi telah dipercepat baru-baru ini. Negara bagian tertentu seperti Sao Paulo memprediksi bisa menginokulasi semua orang dewasa pada September.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 di Brasil Capai 500.000 Orang, Presiden Tetap Tolak Pembatasan Sosial

Pemerintah Presiden Brasil Jair Bolsonaro berada di bawah pengawasan atas keterlambatan dan dugaan pelanggaran dalam mendapatkan vaksin, setelah gagal menanggapi tawaran awal dari Pfizer tahun lalu.

Pemerintah malah membuat kesepakatan untuk vaksin yang lebih mahal yang dibuat oleh Bharat Biotech India.

Sebuah komite Senat Brasil kini sedang menyelidiki tuduhan terkait Bharat Biotech India, di tengah penyelidikan yang lebih luas atas tanggapan pemerintah.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan kepada jaksa bahwa dia menghadapi tekanan internal dari seorang pembantu Menteri Kesehatan saat itu, Eduardo Pazuello, untuk membeli suntikan dari Bharat.

Dalam jumpa pers pada Rabu (23/6/2021), Sekretaris Kepresidenan Bolsonaro, Onyx Lorenzoni, mengklaim tidak ada pengaruh siapapun dalam kesepakatan Bharat. Ada pun vaksin dari perusahaan itu menurutnya tidak terlalu mahal.

Kementerian Kesehatan Brasil tidak menanggapi permintaan komentar tentang tuduhan tersebut.

Pada Rabu (23/6/2021), komite juga memanggil perwakilan dari Facebook, Google dan Twitter.

Perusahaan teknologi raksasa AS itu diminta untuk bersaksi di depan komite, karena mempertimbangkan kemungkinan kejahatan terkait dengan kesalahan informasi online tentang Covid-19.

Baca juga: Brasil Capai 500.000 Kematian Covid-19, Kondisi Lebih Buruk Masih Mengancam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com