Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Perusak AS Berlayar di Selat Taiwan, Sepekan Setelah China Kirim Pesawat Militer

Kompas.com - 23/06/2021, 08:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TAIPEI, KOMPAS.com – Satu unitt kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Curtis Wilbur, dilaporkan berlayar di Selat Taiwan.

Pelayaran USS Curtis Wilbur ke jalur laut sensitif tersebut berselang sepekan pasca-China melakukan pelanggaran besar-besaran di zona pertahanan udara Taiwan.

Kala itu, sebanyak 28 unit pesawat milik Angkatan Udara China memasuki zona pertahanan udara Taiwan.

Baca juga: China Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Taiwan

Di antara ke-28 pesawat milik Angkatan Udara China itu, terdapat jet tempur dan pesawat pengebom yang mampu membawa senjata nuklir.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyatakan, USS Curtis Wilbur sah melakukan pelayaran di Selat Taiwan pada Selasa (22/6/2021) karena sesuai hukum internasional.

“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Armada ke-7 Angkatan Laut AS sebagaimana dilansir Reuters.

Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan, kapal perusak milik Angkatan Laut AS itu berlayar ke arah utara melalui Selat Taiwan dengan situasi yang aman.

Baca juga: Produksi Chip Taiwan Terhambat, Dunia Teknologi Bisa Sekarat?

Sebulan lalu, kapal yang sama juga melewati Selat Taiwan. Pelayaran USS Curtis Wilbur tersebut membuat China menuduh AS mengancam perdamaian dan stabilitas.

Pelayaran terbaru USS Curtis Wilbur ke Selat Taiwan terjadi setelah para pemimpin negara anggota G7 bertemu dan mengeluarkan pernyataan bersama.

Beberapa isi pernyataan bersama tersebut “memarahi” China atas serangkaian masalah dan menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Setiap bulan atau lebih, Angkatan Laut AS kerapl melakukan operasi semacam itu di Selat Taiwan.

Di satu sisi, seperti kebanyakan negara lainnya, “Negeri Paman Sam” tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

Baca juga: 3 Senator AS Kunjungi Taiwan, China Murka

 

Namun, Washington merupakan pendukung utama Taipei dan merupakan penjual senjata utama bagi negara pulau tersebut.

Ketegangan militer antara Taiwan dan “Negeri Panda” telah meningkat selama setahun terakhir.

Taipei kerap kali mengeluhkan bahwa China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara.

China mengatakan, aktivitasnya di sekitar Taiwan bertujuan untuk melindungi kedaulatan China dan menghalangi pasukan asing.

Pasalnya, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Baca juga: 3 Pejabat Tinggi AS Akan Kunjungi Taiwan, China Mungkin Terusik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com