Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu-satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup Darurat

Kompas.com - 21/06/2021, 14:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

TEHERAN, KOMPAS.com - Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir IranPLTN Bushehr, mengalami penutupan darurat sementara tanpa penjelasan lebih lanjut, menurut TV pemerintah negara itu.

Hal itu disampaikan pejabat dari perusahaan listrik negara Tavanir, Gholamali Rakhshanimehr, dalam acara bincang-bincang yang ditayangkan pada Minggu (20/6/2021) melansir AP.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Dua Pemimpin Baru Timur Tengah | China Sindir Barat

Menurutnya, penutupan PLTN Bushehr dimulai pada Sabtu (19/6/2021), dan akan berlangsung selama tiga hingga empat hari.

Dia mengakui kemungkinan terjadi pemadaman listrik karena penutupan itu, namun tidak memberikan rincian tambahan.

Ini adalah pertama kalinya Iran melaporkan penutupan darurat reaktor di kota pelabuhan selatan Bushehr itu.

Pembangkit tersebut beroperasi pada 2011 dengan bantuan dari Rusia.

Iran diharuskan mengirim bahan bakar bekas dari reaktor kembali ke Rusia sebagai tindakan nonproliferasi nuklir.

Laporan itu muncul ketika para diplomat tinggi mengatakan bahwa kemajuan lebih lanjut telah dibuat pada pembicaraan Minggu (20/6/2021), antara Iran dan kekuatan global.

Dialog itu mencoba memulihkan perjanjian penting 2015, untuk menahan pengembangan nuklir Iran yang ditinggalkan oleh pemerintahan Trump.

Mereka mengatakan sekarang terserah kepada pemerintah yang terlibat dalam negosiasi, untuk membuat keputusan politik.

Baca juga: “Armada Hantu” Iran Jual Minyak Pasar Gelap ke China untuk Biayai Program Nuklir Rahasianya

Sebelumnya pada hari itu, Tavanir merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pembangkit nuklir Bushehr sedang diperbaiki, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Dikatakan pekerjaan perbaikan akan memakan waktu hingga Jumat (24/6/2021).

Pada Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan reaktor itu dapat berhenti bekerja.

Masalahnya, Iran tidak dapat memperoleh suku cadang, dan peralatan untuk operasinya dari Rusia, karena sanksi perbankan yang diberlakukan oleh AS pada 2018.

Bushehr dinyalakan dengan uranium yang diproduksi di Rusia, bukan Iran. Operasinya juga dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA PBB).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com