TEHERAN, KOMPAS.com - Pemungutan suara dalam pemilihan presiden atau pilpres Iran sudah selesai, menurut laporan tv pemerintah.
Dikabarkan juga beberapa TPS memperpanjang waktu dua jam agar pemilih yang datang terlambat bisa tetap memberikan suara.
“Tempat pemungutan suara wajib menerima surat suara selama ada orang di tempat pemungutan suara,” kata Kementerian Dalam Negeri pada Jumat (18/6/2021) dalam pernyataan yang dikutip Al Jazeera.
Baca juga: 4 Alasan Menentukannya Pilpres Iran bagi Barat
Hampir 60 juta pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara mereka dalam pemilu Iran, di tengah kekhawatiran atas rendahnya jumlah pemilih.
Dewan Wali, badan pemeriksaan konstitusi beranggotakan 12 orang di bawah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, melarang ratusan kandidat termasuk reformis dan orang-orang yang bersekutu dengan presiden sekarang, Hassan Rouhani.
Selain itu, rendahnya antusiasme pemilih juga disebabkan banyaknya diskualifikasi kandidat dan malaise ekonomi yang mendalam.
Inflasi pun meningkat dan PHK di mana-mana serta diperburuk oleh pandemi Covud-19.
TPS dibuka pukul 7 pagi waktu setempat dan seharusnya ditutup tengah malam, tetapi kemudian diperpanjang. Hasilnya diperkirakan keluar Sabtu siang (19/6/2021).
Baca juga: Menanti Presiden Baru Iran, Tokoh Garis Keras Diprediksi Menang
Kepala kehakiman yang konservatif, Ebrahim Raisi, secara luas dipandang sebagai kandidat terdepan.
Dorsa Jabbari dari Al Jazeera melaporkan. tampaknya Raisi mendapat banyak dukungan.
“Masyarakat umum memiliki satu hal dalam pikiran bahwa mereka ingin beberapa perubahan dari pemerintah moderat dan reformis, yang telah mereka lihat selama delapan tahun terakhir,” katanya.
“Ada perasaan bahwa situasi ekonomi di negara ini tidak akan berubah dalam waktu dekat. Jadi mereka berharap Raisi akan membawa semacam perubahan,” tambah Jabbari.
Berbicara kepada Al Jazeera dari Teheran, Hamid Reza Gholamzadeh CEO lembaga think-tank Diplo House mengatakan, Raisi diperkirakan akan memenangkan pemilu Iran 2021.
“Berdasarkan jajak pendapat, dia memiliki popularitas antara 60 hingga 75 persen di antara mereka yang akan memilih hari ini,” kata Gholamzadeh, seraya menambahkan bahwa jumlah pemilih diperkirakan sekitar 40 persen.
Baca juga: Mantan PM Israel Sebut Iran Bersukacita karena Pemerintah Sekarang Lemah
Capres lainnya adalah mantan kepala bank sentral, Abdolnaser Hemmati, sebagai kandidat moderat.
Namun ia belum populer layaknya Rouhani, yang masa periode masa jabatannya habis sehingga tidak bisa maju pilpres Iran lagi.
Hemmati sebagai satu-satunya moderat kiri dalam pemilu Iran, mencoba menggunakan latar belakangnya di bidang keuangan untuk meyakinkan pemilih bahwa dia cocok menjadi presiden.
Dua capres lainnya adalah Mohsen Rezaei dan Amir Hossein Ghazizadeh Hashemi, anggota parlemen lama dari Mashhad.
Kekuatan politik tertinggi di Iran – sejak revolusi 1979 menggulingkan monarki yang didukung AS – berada di tangan pemimpin tertinggi.
Akan tetapi presiden sebagai pejabat tinggi birokrasi negara, juga memiliki pengaruh yang signifikan di berbagai bidang mulai kebijakan industri hingga urusan luar negeri.
Baca juga: AS Waspada Kapal Iran Sampai di Samudra Atlantik, Curiga Pasok Senjata ke Venezuela
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.