Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik Rusia-Ukraina, dari Crimea hingga Jersey Euro 2020

Kompas.com - 11/06/2021, 09:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Setelah keruntuhan Kekaisaran Rusia dan berdirinya Uni Soviet pada era Perang Dunia I, Ukraina tidak bisa menentukan nasib atas dirinya sendiri.

Semenjak Perang Dunia I usai dan serangkaian perang saudara yang brutal, Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet.

Di satu sisi, gerakan nasionalis Ukraina yang sebelumnya sudah tumbuh, berjuang melalui gerakan bawah tanah.

Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Akan Musnahkan Bahasa Asli Penduduk Crimea

Ketika Perang Dunia II pecah, Ukraina adalah wilayah operasi yang diperebutkan. Dalam palagan peperangan, orang Ukraina terpecah menjadi tiga kelompok.

Beberapa orang Ukraina berjuang untuk Jerman sementara yang lain berjuang untuk Uni Soviet. Kelompok ketiga, terutama di bagian barat, berjuang untuk kemerdekaan mereka sendiri.

Setelah Perang Dunia II usai, beberapa amendemen dari Konstitusi Soviet Ukraina disahkan sebagaimana dilansir USNI.

Konstitusi tersebut memperbolehkan Soviet Ukraina bertindak sebagai negara berdaulat di hukum internasional dan dalam batasan tertentu berada sebagai bagian dari Uni Soviet pada waktu yang bersamaan.

Karena amendemen ini, Soviet Ukraina diperbolehkan menjadi salah satu dari pendiri dan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama-sama dengan Uni Soviet dan Soviet Belarus.

Pada 1953, Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin meninggal dunia. Setelah itu, Krimea diserahkan dari Soviet Rusia ke Soviet Ukraina pada 1954.

Baca juga: Tegaskan Dukungannya, Menlu AS Bakal Kunjungi Ukraina

Keruntuhan Uni Soviet

Runtuhnya Uni Soviet: Presiden Rusia, Boris N. Yeltsin (tengah) berdiri di atas kendaraan lapis baja yang diparkir di depan Gedung Putih di Moskow, dengan para pendukung memegang bendera Federasi Rusia, 19 Agustus 1991.britannica.com Runtuhnya Uni Soviet: Presiden Rusia, Boris N. Yeltsin (tengah) berdiri di atas kendaraan lapis baja yang diparkir di depan Gedung Putih di Moskow, dengan para pendukung memegang bendera Federasi Rusia, 19 Agustus 1991.

Pada 25 Desember 1991, pemimpin Uni Soviet kala itu Mikhail Gorbachev mengundurkan diri. Pengunduran dirinya sekaligus menandai runtuhnya Uni Soviet.

Sebelumnya, pada 1 Desember 1991, warga Ukraina menyetujui sebuah referendum kemerdekaan dari Uni Soviet.

Lebih dari 90 persen warga Ukraina memilih untuk merdeka dengan suara bulat di setiap wilayah, termasuk 56 persen di Krimea.

Presiden Ukraina, Belarus, dan Rusia bertemu di Hutan Bia?owie?a untuk secara resmi membubarkan Uni Soviet, sesuai aturan yang tertulis pada Konstitusi Uni Soviet.

Dengan demikian, Ukraina merdeka secara de jure dan diakui oleh komunitas internasional.

Baca juga: Rusia Umumkan Tarik Sebagian Pasukan dari Perbatasan Ukraina

Ukraina lantas menyerahkan semua senjata nuklirnya yang mengarah pada penandatanganan Memorandum Budapest pada 1994.

Pada 2004, Leonid Kuchma yang selama sebelumnya menjabat sebagai Presiden Ukraina mengumumkan bahwa ia tidak menjadi peserta dalam pemilu.

Setelah itu, dua kandidat utama muncul pada pilpres Ukraina 2004 yakni Viktor Yanukovych dan Viktor Yushchenko.

Yanukovych didukung oleh Kuchma dan Rusia serta menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan Moskwa.

Sementara Yushchenko berharap agar Ukraina bisa bergabung dengan Uni Eropa. Dalam pemilihan ronde kedua, Yanukovych menang atas Yushchenko dengan selisih tipis.

Baca juga: Presiden Ukraina Ajak Putin Bertemu di Garis Depan Perang

Namun, Yushchenko dan para pendukungnya menuduh terjadi kecurangan, terutama di bagian timur Ukraina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com