Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik Rusia-Ukraina, dari Crimea hingga Jersey Euro 2020

Kompas.com - 11/06/2021, 09:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Krisis Politik pecah setelah oposisi mulai berdemonstrasi di Kiev dan kota-kota lain, dan Mahkamah Agung Ukraina menganulir hasil pemilihan.

Pemilu berikutnya lantas digelar dan menetapkan Yushchenko sebagai pemenang.

Selama periode kepemimpinan Yushchenko, hubungan Rusia dengan Ukraina sering bersitegang karena Yushchenko cenderung mendekat ke Uni Eropa ketimbang Rusia.

Pada 2005, sengketa harga gas alam dengan Rusia secara tidak langsung melibatkan negara Eropa lainnya. Masalah tersebut terselesaikan pada Januari 2006.

Baca juga: Meski Terus Diserang Rusia, Ukraina Tidak Akan Membalas

Saat pemilu 2010, Yushchenko dan Yulia Tymoshenko, yang sempat menjadi sekutu dalam Revolusi Oranye pada 2004-2005, menjadi musuh satu sama lain.

Tymoshenko mencalonkan diri sebagai presiden melawan Yushchenko dan Yanukovych.

Yushchenko yang popularitasnya jatuh tetap memaksa untuk mencalonkan diri dan banyak pendukung Revolusi Oranye telah meninggalkannya.

Di putaran kedua pemilu, Yanukovych mendapat 48 persen suara sementara Tymoshenko 45 persen suara, sehingga Yanukovych terpilih sebagai Presiden Ukraina.

Baca juga: Menlu Ukraina: Tentara Kami Tewas Ditembaki Sniper Rusia

Krisis Crimea

Pada 2013 Ukraina dilanda krisis dimulai dengan protes di ibu kota Ukraina Kiev pada November 2013.

Kala itu, massa menentang keputusan Yanukovych yang menolak kesepakatan untuk integrasi ekonomi yang lebih besar dengan Uni Eropa.

Setelah tindakan keras oleh pasukan keamanan, secara tidak sengaja justru menarik lebih banyak pengunjuk rasa dan meningkatkan konflik. 

Pada Februari 2014, parlemen Ukraina melengserkan Yanukovich dari jabatannya dan Yanukovych meninggalkan negara itu pada Februari 2014 pula.

Pelengseran Yanukovich menyebabkan konflik dalam pemerintahan Ukraina yang terbagi menjadi dua golongan yaitu pendukung Uni Eropa dan pendukung Rusia.

Baca juga: Mobilisasi Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina Terbesar sejak 2014

Para pendukung Uni Eropa berasal dari masyarakat dan politisi Ukraina daratan sedangkan pihak pendukung Rusia berasal dari masyarakat dan politikus Crimea.

Pada awal 2014, Crimea meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan konflik dalam negeri Ukraina.

Pemerintah Rusia menerima permintaan dari Crimea dan mengirimkan pasukannya untuk menduduki Crimea.

Campur tangan Rusia atas permasalahan Ukraina didasarkan pada kepentingan politik dan ekonomi.

Letak geopolitik Crimea yang strategis ingin dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat pengaruh di kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Paus Fransiskus Angkat Bicara

Intervensi Rusia atas konflik di Ukraina menimbulkan kecaman dari Uni Eropa.

Pada Juli 2014, situasi di Ukraina meningkat menjadi krisis internasional dan membuat AS dan Uni Eropa berselisih dengan Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com