Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Senior Jepang Tewas Bunuh Diri di Tengah Kontroversi Olimpiade Tokyo

Kompas.com - 09/06/2021, 12:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang pejabat senior Komite Olimpiade Jepang (JOC) Yasushi Moriya tewas dengan melompat di depan kereta bawah tanah pada Senin (7/6/2021) waktu setempat.

Penyiar swasta Nippon Television melaporkan kematian Moriya, yang mengutip sumber polisi metropolitan Tokyo.

Pria berusia 52 tahun itu terlihat melompat ke atas rel di Stasiun Nakanobu di selatan ibu kota pada 9.30 waktu setempat.

Baca juga: AS Akan Boikot Olimpiade Beijing, China Marah Tuding Itu Politisasi

Moriya dikonfirmasi tewas setelah dilarikan ke rumah sakit, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Senin (7/6/2021). 

Polisi sedang menyelidiki detail insiden kematiannya, yang dianggap sebagai tindakan bunuh diri, kata Nippon Television.

Nikkei melaporkan bahwa Moriya adalah seorang manajer akuntansi dan tidak ada catatan bunuh diri yang ditemukan di tubuhnya.

Seorang perwakilan JOC mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi tentang insiden tersebut.

Kematian Moriya terjadi saat tekanan meningkat terhadap Tokyo untuk membatalkan Olimpiade bulan depan, karena kekhawatiran terhadap penyebatan Covid-19.

Baca juga: Status Darurat Covid-19 di Jepang Diperpanjang, Olimpiade Tokyo Diminta Dibatalkan

Penolakan Olimpiade Tokyo

Kekhawatiran tentang varian Covid-19 dan upaya vaksinasi yang lambat telah mendorong para dokter dan ratusan ribu warga menyerukan pembatalan Olimpiade, yang akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus.

Sentimen publik sangat menentang Olimpiade, dengan jajak pendapat dari pertengahan Mei menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen orang Jepang menentang penyelenggaraan acara tahun ini.

Namun, para pejabat, termasuk Perdana Menteri Yoshihide Suga, terkesan bertekad bahwa Olimpiade, yang telah ditunda selama satu tahun itu, tetap berjalan sesuai rencana.

Suga telah menepis tuduhan bahwa pemerintah memprioritaskan Olimpiade Tokyo dari pada kesehatan masyarakat. Ia bersikeras bahwa "tidak pernah mengutamakan Olimpiade".

Jepang telah berusaha mempertahankan jumlah infeksi Covid-19 dan kematiannya di tingkat rendah. Namun, kasus mulai meningkat akhir tahun lalu, mendorong pemerintah untuk memberlakukan lebih banyak pembatasan.

Baca juga: Banyak Perusahaan Jepang Ingin Olimpiade Tokyo Dibatalkan atau Ditunda

Pada 28 Mei, pemerintah memperpanjang keadaan darurat Covid-19 di Tokyo dan 9 wilayah lainnya selama 3 pekan ke depan.

Pembatasan akan tetap berlaku hingga 19 Juni, 5 pekan sebelum Olimpiade Tokyo 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com