Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Disebut Sosok Berbahaya, Bisa Membunuh Hanya dengan Kata-kata

Kompas.com - 06/06/2021, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Steve Schmidt, salah satu pendiri kelompok anti-Trump The Lincoln Project, mengecam media karena meliput Mantan Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini mengakhiri blognya.

Schmidt, dilansir The Hill (5/6/2021), juga memperingatkan bahwa kata-kata Trump, "pasti akan membunuh lagi."

Baca juga: Trump Masih Recoki Hasil Pilpres AS 2020, Sebut “Kejahatan Abad Ini”

Dalam utas Twitter yang panjang, Schmidt, yang juga seorang ahli strategi veteran Partai Republik, mencoba menelaah relativitas dan kekuatan mantan presiden berusia 74 tahun ini di tengah penutupan blog "From the Desk of Donald J. Trump".

Schmidt menilai bahwa media yang meliput penutupan blog "sangat bodoh". Schmidt juga menentang gagasan bahwa penutupan blog Trump adalah "bukti penurunan, dan ketidak-relevannya."

Baca juga: Baru Sebulan Diluncurkan, Laman Web Donald Trump Sudah Tutup

Schmidt mengatakan, popularitas blog Trump tidak ada hubungannya dengan seberapa besar kekuatan Trump.

Suami dari Melania Trump itu dinilai Schmidt tetap sebagai sosok yang berbahaya, baik bagi masyarakat, demokrasi, dan stabilitas nasional.

Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun

"Trump punya kemampuan untuk membunuh dan menghancurkan dengan kata-kata yang diucapkan. Kata-katanya, kebohongannya, delusi, dan teori konspirasinya, telah menyebabkan pertumpahan darah. Itulah yang terjadi pada 6 Januari. Kata-katanya pasti akan membunuh lagi," kata Schmidt.

"Trump adalah pemimpin gerakan otoriter yang terdiri dari campuran eklektik ekstremis, termasuk Fasis Proud Boy, Neo Nazi, nasionalis kulit putih, fanatik agama, dan teori konspirasi." 

"Partai Republik adalah wadah gerakan ini dan keanggotaan partai itu bersatu di sekitar Trump," lanjutnya.

Baca juga: Trump Semprot Biden soal Pelonggaran Perbatasan Meksiko: Negara Kita Hancur

Sebelumnya, akun Trump juga resmi ditangguhkan Facebook sampai Januari 2023.

Dewan Pengawas Independen Facebook pada Mei, mendukung pemblokiran Trump, menyusul kerusuhan 6 Januari lalu di US Capitol. Facebook menilai postingan Trump "berpotensi menghasut kekerasan".

Penangguhan akun Trump berdurasi selama dua tahun, efektif sejak tanggal awal dia diblokir, yakni 7 Januari tahun ini.

Menurut Facebook, akun hanya akan dipulihkan jika risiko keselamatan publik telah surut.

Tentunya, menurut Facebook, akan ada serangkaian sanksi yang meningkat kalauTrump melanggar aturan lebih lanjut. Bahkan bisa menyebabkan pemblokiran permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com