WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Steve Schmidt, salah satu pendiri kelompok anti-Trump The Lincoln Project, mengecam media karena meliput Mantan Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini mengakhiri blognya.
Schmidt, dilansir The Hill (5/6/2021), juga memperingatkan bahwa kata-kata Trump, "pasti akan membunuh lagi."
Baca juga: Trump Masih Recoki Hasil Pilpres AS 2020, Sebut “Kejahatan Abad Ini”
Dalam utas Twitter yang panjang, Schmidt, yang juga seorang ahli strategi veteran Partai Republik, mencoba menelaah relativitas dan kekuatan mantan presiden berusia 74 tahun ini di tengah penutupan blog "From the Desk of Donald J. Trump".
Schmidt menilai bahwa media yang meliput penutupan blog "sangat bodoh". Schmidt juga menentang gagasan bahwa penutupan blog Trump adalah "bukti penurunan, dan ketidak-relevannya."
Baca juga: Baru Sebulan Diluncurkan, Laman Web Donald Trump Sudah Tutup
Schmidt mengatakan, popularitas blog Trump tidak ada hubungannya dengan seberapa besar kekuatan Trump.
Suami dari Melania Trump itu dinilai Schmidt tetap sebagai sosok yang berbahaya, baik bagi masyarakat, demokrasi, dan stabilitas nasional.
Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun
"Trump punya kemampuan untuk membunuh dan menghancurkan dengan kata-kata yang diucapkan. Kata-katanya, kebohongannya, delusi, dan teori konspirasinya, telah menyebabkan pertumpahan darah. Itulah yang terjadi pada 6 Januari. Kata-katanya pasti akan membunuh lagi," kata Schmidt.
"Trump adalah pemimpin gerakan otoriter yang terdiri dari campuran eklektik ekstremis, termasuk Fasis Proud Boy, Neo Nazi, nasionalis kulit putih, fanatik agama, dan teori konspirasi."
"Partai Republik adalah wadah gerakan ini dan keanggotaan partai itu bersatu di sekitar Trump," lanjutnya.
Baca juga: Trump Semprot Biden soal Pelonggaran Perbatasan Meksiko: Negara Kita Hancur
Sebelumnya, akun Trump juga resmi ditangguhkan Facebook sampai Januari 2023.
Dewan Pengawas Independen Facebook pada Mei, mendukung pemblokiran Trump, menyusul kerusuhan 6 Januari lalu di US Capitol. Facebook menilai postingan Trump "berpotensi menghasut kekerasan".
Penangguhan akun Trump berdurasi selama dua tahun, efektif sejak tanggal awal dia diblokir, yakni 7 Januari tahun ini.
Menurut Facebook, akun hanya akan dipulihkan jika risiko keselamatan publik telah surut.
Tentunya, menurut Facebook, akan ada serangkaian sanksi yang meningkat kalauTrump melanggar aturan lebih lanjut. Bahkan bisa menyebabkan pemblokiran permanen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.