GREENVILLE, KOMPAS.com – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melancarkan serangan terbaru terhadap hasil pemilihan presiden atau pilpres AS 2020.
Dalam penampilan perdana kampanye politik di Greenville, North Carolina, setelah meninggalkan Gedung Putih Trump kembali menyebarkan teori konspirasi bahwa dia dicurangi pada pemilu AS yang dimenangi Joe Biden itu.
Trump menyebutnya sebagai “kejahatan abad ini”, karena mengklaim kemenangannya telah dicuri melalui berbagai kecurangan pemilu.
Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun
“Bukti-bukti kecurangan terlalu jelas untuk disebut. Orang yang meninggal dunia memilih. Orang India dibayar untuk memilih. Facebook menggunakan mesinnya di daerah pemilih liberal. Pilpres ini diselenggarakan seperti di negara dunia ketiga,” kecamnya dengan pedas seperti dilaporkan Politico, Sabtu malam (5/6/2021) waktu setempat.
Taipan real estat itu kemudian memuji audit hasil pemilu Amerika yang sedang dilakukan di beberapa negara bagian seperti Arizona. Dia menepis audit tersebut membahayakan demokrasi.
“Saya tidak sedang merusak demokrasi. Yang ada saya sedang berusaha menyelamatkan demokrasi.”
Walau pengadilan telah memutuskan dan membuktikan tidak ada kecurangan, pemilih Republikan hari demi hari semakin percaya dengan klaim kecurangan Trump.
Kandidat-kandidat yang menginginkan dukungan Trump di pemilu paruh waktu (midterm) 2022 juga ikut menggencarkan kebohongan bahwa Biden bukanlah presiden yang legal.
Baca juga: Trump Semprot Biden soal Pelonggaran Perbatasan Meksiko: Negara Kita Hancur
Di kesempatan yang sama Trump juga melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap Dr Anthony Fauci.
Suami Melania itu menyerang Fauci yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional, bukanlah dokter melainkan lebih mirip seorang promotor yang suka tampil di televisi.
Fauci menurut Trump salah dalam hampir setiap hal mulai dari asal-usul virus corona, penggunaan masker, dan hal-hal lainnya.
“Dia awalnya mengatakan tidak perlu masker, kemudian dia menjadi pengguna masker yang radikal, meminta kita memakainya untuk 5 hingga 6 tahun ke depan,” ledek Trump yang disambut tawa 1.200 hadirin.
Trump juga meminta China membayar uang ganti rugi sebesar 10 triliun dollar AS (Rp 143 kuadriliun) karena telah menyebarkan Covid-19 ke penjuru dunia.
Baca juga: Trump Berharap Dilantik Lagi sebagai Presiden AS pada Agustus
Kembalinya Trump ke panggung politik adalah sesuatu yang tidak biasa bagi mantan presiden AS.
Eks presiden biasanya memilih tidak aktif lagi di politik praktis dan tidak mengomentari apalagi mengkritik suksesornya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.