Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Masih Recoki Hasil Pilpres AS 2020, Sebut “Kejahatan Abad Ini”

Kompas.com - 06/06/2021, 11:54 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

GREENVILLE, KOMPAS.com – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melancarkan serangan terbaru terhadap hasil pemilihan presiden atau pilpres AS 2020.

Dalam penampilan perdana kampanye politik di Greenville, North Carolina, setelah meninggalkan Gedung Putih Trump kembali menyebarkan teori konspirasi bahwa dia dicurangi pada pemilu AS yang dimenangi Joe Biden itu.

Trump menyebutnya sebagai “kejahatan abad ini”, karena mengklaim kemenangannya telah dicuri melalui berbagai kecurangan pemilu.

Baca juga: Buntut Kerusuhan di Gedung Capitol, Facebook Tangguhkan Akun Trump 2 Tahun

“Bukti-bukti kecurangan terlalu jelas untuk disebut. Orang yang meninggal dunia memilih. Orang India dibayar untuk memilih. Facebook menggunakan mesinnya di daerah pemilih liberal. Pilpres ini diselenggarakan seperti di negara dunia ketiga,” kecamnya dengan pedas seperti dilaporkan Politico, Sabtu malam (5/6/2021) waktu setempat.

Taipan real estat itu kemudian memuji audit hasil pemilu Amerika yang sedang dilakukan di beberapa negara bagian seperti Arizona. Dia menepis audit tersebut membahayakan demokrasi.

“Saya tidak sedang merusak demokrasi. Yang ada saya sedang berusaha menyelamatkan demokrasi.”

Walau pengadilan telah memutuskan dan membuktikan tidak ada kecurangan, pemilih Republikan hari demi hari semakin percaya dengan klaim kecurangan Trump.

Kandidat-kandidat yang menginginkan dukungan Trump di pemilu paruh waktu (midterm) 2022 juga ikut menggencarkan kebohongan bahwa Biden bukanlah presiden yang legal.

Baca juga: Trump Semprot Biden soal Pelonggaran Perbatasan Meksiko: Negara Kita Hancur

Serang Fauci, China, dan Biden

Di kesempatan yang sama Trump juga melancarkan serangan bertubi-tubi terhadap Dr Anthony Fauci.

Suami Melania itu menyerang Fauci yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional, bukanlah dokter melainkan lebih mirip seorang promotor yang suka tampil di televisi.

Fauci menurut Trump salah dalam hampir setiap hal mulai dari asal-usul virus corona, penggunaan masker, dan hal-hal lainnya.

“Dia awalnya mengatakan tidak perlu masker, kemudian dia menjadi pengguna masker yang radikal, meminta kita memakainya untuk 5 hingga 6 tahun ke depan,” ledek Trump yang disambut tawa 1.200 hadirin.

Trump juga meminta China membayar uang ganti rugi sebesar 10 triliun dollar AS (Rp 143 kuadriliun) karena telah menyebarkan Covid-19 ke penjuru dunia.

Baca juga: Trump Berharap Dilantik Lagi sebagai Presiden AS pada Agustus

Kembalinya Trump ke panggung politik adalah sesuatu yang tidak biasa bagi mantan presiden AS.

Eks presiden biasanya memilih tidak aktif lagi di politik praktis dan tidak mengomentari apalagi mengkritik suksesornya.

Namun Trump tidak peduli. Dia juga mengkritik pedas kabinet Biden sebagai pemerintahan paling radikal kiri dalam sejarah AS.

Kampanye di North Carolina ini menjadi awal dari rencana Trump untuk berkampanye aktif agar Partai Republik dapat memenangi kembali kendali DPR dan Senat AS pada pemilu sela November 2022.

Konglomerat berusia 74 tahun itu dijadwalkan akan terbang ke Ohio, Alabama, Florida untuk melanjutkan kampanyenya.

Penampilan publik yang semakin aktif juga mengindikasikan Trump mempertimbangkan serius untuk kembali mencapreskan diri pada pilpres 2024.

Adapun Trump telah memberitahu orang-orang kepercayaannya dia berencana untuk merebut kembali Gedung Putih dari tangan Biden jika kesehatannya prima tanpa gangguan.

Baca juga: Trump Akan Maju Pilpres AS 2024 jika Kesehatan Tetap Prima

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com