Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Sepakat WHO Akan Perkuat Respons Pandemi Global

Kompas.com - 01/06/2021, 08:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat pada Senin (31/5/2021) untuk memperkuat respons pandemi serta memberikan pendanaan lebih aman dan fleksibel untuk dapat menangani wabah lebih baik di masa depan.

Ada 194 negara anggota yang menyepakati resolusi tersebut yang disampaikan dalam pertemuan Majelis tahunan WHO pada Senin (31/5/2021) secara virtual.

Dalam pertemuan tersebut, mereka juga sepakat untuk "memperkuat kapasitas WHO untuk meninjau wabah penyakit dengan cepat dan tepat" yang mungkin menjadi perhatian global, seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (31/5/2021).

Baca juga: Masih Dilanda Kudeta, Myanmar Tak Diundang ke Rapat Tahunan WHO

Sejumlah negara dan institusi sangat tidak siap menghadapi Covid-19, menurut temuan tiga panel independen yang telah melaporkan dalam majelis WHO tersebut.

Mereka menyerukan perombakan total sistem alarm global, untuk WHO lebih kuat dan lebih independen agar dapat membantu mencegah pandemi di masa depan.

Salah satu laporan menemukan bahwa badan PBB terlalu lambat dalam menyatakan Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi Perhatian Internasional.

Baca juga: AS Desak WHO Transparan soal Investigasi Asal-usul Covid-19

WHO baru membunyikan level siaga tinggi pada 30 Januari 2020.

Setelah berhari-hari berdiskusi, para anggota sepakat untuk membentuk kelompok kerja baru yang akan mempelajari dan menyederhanakan berbagai rekomendasi dalam laporan, serta membuat proposal konkret untuk dipertimbangkan dalam sidang tahun depan.

Teks tersebut menyerukan negara-negara anggota untuk "memastikan pembiayaan yang memadai, fleksibel, berkelanjutan dan dapat diprediksi dari anggaran program WHO."

Hanya sekitar 16 persen dari anggaran WHO berasal dari biaya keanggotaan reguler, dengan sisanya berasal dari kontribusi sukarela dan yang telah dialokasikan.

Baca juga: WHO Peringatkan Covid-19 Tahun Ini Bakal Lebih Parah

Resolusi yang disepakati pada Senin (31/5/2021) juga meminta semua negara untuk memperkuat kapasitas inti kesehatan masyarakat mereka, meningkatkan kemampuan mereka untuk mendeteksi ancaman penyakit baru, dan mengkomunikasikan ancaman tersebut secara efektif baik di dalam negeri maupun secara internasional.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan semua negara harus melakukan tugas mereka, di mana ia mempertimbangkan untuk membuat pilot project bagi berbagai negara untuk meninjau secara teratur tentang kesiapan pandemi mareka.

Sementara itu, resolusi yang dibuat pada Senin itu tidak secara eksplisit mendukung rekomendasi para ahli untuk menyerahkan wewenang yang lebih luas kepada WHO, agar dapat melakukan penyelidikan atau berkomunikasi tentang ancaman kesehatan tanpa menunggu lampu hijau dari negara-negara terkait.

Baca juga: WHO Sebut Varian Covid-19 yang Menyebar di India Sangat Mengkhawatirkan

Pada Senin itu juga, negara-negara memutuskan untuk menunda membahas apakah akan bertindak untuk membuat perjanjian internasional yang bertujuan mempersiapkan pandemi global berikutnya hingga akhir tahun ini.

Sejumlah negara meminta Tedros untuk mengadakan sesi khusus majelis pada akhir November "didedikasikan untuk mempertimbangkan manfaat mengembangkan konvensi WHO, kesepakatan atau instrumen internasional lainnya tentang kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi".

Hanya dua perjanjian internasional yang sebelumnya telah dinegosiasikan di bawah naungan WHO dalam 73 tahun sejarahnya, yaitu Konvensi Kerangka Pengendalian Tembakau pada 2003 dan Peraturan Kesehatan Internasional pada 2005.

Baca juga: AS Beri Lampu Hijau untuk Taiwan di WHO, China Kirimkan Ancaman Keras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com