Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Perancis Teradikalisasi di Penjara, Ditembak Mati Setelah Tikam Polisi Wanita

Kompas.com - 29/05/2021, 11:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

Kronologi kejadian

Juru bicara kepolisian setempat melaporkan dalam serangan Jumat (28/5/2021), pria itu terlihat “menebas petugas wanita itu beberapa kali dengan pisau di dalam markas polisi.”

“Pria itu kemudian meraih pistol petugas dan melarikan diri dari tempat kejadian,” kata juru bicara itu.

240 petugas, termasuk anggota unit respons bersenjata elite GIGN, telah dikerahkan untuk mencari penyerang.

Penduduk setempat telah diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka. Sementara pelajar telah diinstruksikan tidak boleh keluar dari gedung sekolah.

Petugas yang terluka, yang belum disebutkan namanya. Dia dilarikan ke rumah sakit dengan “cedera paha yang sangat serius yang bisa mengancam nyawa,” kata sumber itu.

Saksi mata mengatakan mereka melihat penyerang masuk ke dalam VW Golf setelah serangan itu. Tetapi kemudian pelaku menabrakkan mobilnya, keluar, dan melarikan diri dengan berlari.

"Dia mengacungkan pistol yang diambil dari petugas polisi yang ditusuknya," ujar juru bicara balai kota.

Petugas GIGN bersenjata berat memimpin perburuan, bersama dengan polisi. Sebuah helikopter juga dikerahkan dalam operasi tersebut.

“Saya menolak menerima ini kehidupan kita sehari-hari. Kita akhirnya harus melawan barbarisme ini dan tidak pernah, sama sekali tidak pernah terbiasa dengannya,” kicau Pemimpin sayap kanan Perancis Marine Le Pen di Twitter-nya setelah serangan itu.

Baca juga: Dituding Kompromi dengan Ekstremis, Presiden Macron dapat Peringatan dari Militer Perancis

Rangkaian terorisme

Insiden itu terjadi setelah serangkaian serangan teror Perancis, seperti di Rambouillet bulan lalu. Ketika itu seorang imigran berusia 36 tahun dari Tunisia, menikam seorang polisi wanita hingga tewas dan kemudian ditembak mati oleh polisi.

Serangan lain termasuk pemenggalan kepala guru sekolah Samuel Paty oleh teroris kelahiran Rusia pada Oktober tahun lalu.

Serangan teroris paling mematikan yang pernah ada di negara itu terjadi pada November 2015 ketika 130 orang tewas di Paris. Para pelaku bom bunuh diri yang berjanji setia kepada ISIS menargetkan Stade de France, kafe, restoran, dan tempat musik Bataclan, di mana 90 orang tewas.

Awal tahun ini, dua pria bersenjata kelahiran Paris yang terkait dengan Al-Qaeda masuk ke kantor majalah satir Charlie Hebdo, dan menyebabkan 12 tewas dan 11 luka-luka.

Pada Juli 2016, 86 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya terluka. Itu terjadi setelah sebuah truk seberat 19 ton dengan sengaja didorong ke kerumunan di kawasan pejalan kaki pinggir laut di Nice, Perancis Selatan.

Teroris dalam kejadian 2016 tersebut ternyata adalah seorang imigran Tunisia yang teradikalisasi. Polisi Perancis juga menembak mati tersangka.

Pada bulan yang sama, dua teroris ISIS membunuh seorang pastor Katolik berusia 86 tahun dalam kebaktian gereja di Normandia.

Sementara itu serangan serangan pisau terhadap penegak hukum dan ketertiban telah sering terjadi, hingga menyebabkan kematian petugas kepolisian.

Pada Oktober 2019, seorang operator komputer radikal yang bekerja di Prefektur Paris di pusat kota Paris menikam empat rekannya hingga tewas.

Penyerang, yang juga ditembak mati, ternyata adalah seorang mualaf yang menyimpan literatur dan gambar Al-Qaeda dan ISIS di komputernya.

Baca juga: Para Jenderal Perancis Keluarkan Seruan Hasutan Kudeta Militer, Macron Ancam Beri Hukuman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com