Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Perancis Teradikalisasi di Penjara, Ditembak Mati Setelah Tikam Polisi Wanita

Kompas.com - 29/05/2021, 11:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

PARIS, KOMPAS.com - Polisi Perancis menembak mati seorang pria diduga teradikalisasi di penjara, setelah menikam polisi wanita dan melarikan diri dengan pistol korban.

Menurut Le Figaro, pria yang disebut bernama Ndiaga Dieye (39 tahun), melancarkan serangan di dalam sebuah kantor polisi di La Chappelle-sur-Erdre, dekat kota Nantes, sekitar jam 10 pagi waktu setempat pada Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Aksi Teror Wanita di Perancis Tewas Ditikam, Pelaku Ditembak Mati

Pelaku meninggalkan polisi wanita yang diserangnya dengan luka yang mengancam nyawa, meskipun korban diharapkan masih dapat bertahan.

Ekstremis itu kemudian melarikan diri dengan berjalan kaki sebelum melancarkan serangan kedua terhadap polisi beberapa jam kemudian.

Dua petugas terluka dalam baku tembak sebelum menembak Dieye, yang ditangkap dalam kondisi serius tetapi kemudian meninggal karena luka-lukanya

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Darmanin mengonfirmasi bahwa pelaku menjadi mualaf di dalam penjara pada 2016.

Residivis itu juga pernah dilaporkan terkait dalam program radikalisasi, sebelum dibebaskan dari penjara tahun ini.

Darmanin menambahkan bahwa Dieye, yang lahir di Perancis, juga memiliki masalah kejiwaan. Pelaku sebelumnya telah “didiagnosis dengan skizofrenia parah.”

Baca juga: Perencana Aksi Teror Masjid Singapura Terinspirasi Penyerangan di Christchurch

Menteri Dalam Negeri Perancis menolak untuk menggambarkan serangan itu sebagai aksi terorisme, tapi hanya mengatakan bahwa Dieye “ingin menyerang polisi.”

Daily Mail melaporkan insiden itu tidak sedang diselidiki sebagai serangan teror menurut sumber kepolisian.

Darmanin menambahkan bahwa Dieye telah dihukum karena beberapa pelanggaran hukum umum. Sebelumnya, pelaku tidak pernah dihukum karena pelanggaran teroris.

Menurut BFMTV, Dieye telah dipenjara pada 2013 atas tuduhan yang tidak diketahui dan menjalani hukuman delapan tahun penuh yang berakhir pada Maret 2021.

Dia dibebaskan tetapi diperintahkan untuk menjalani perawatan untuk skizofrenia. Pemerintah Perancis menempatkannya di fasilitas bantuan hidup nasional, sehingga petugas dapat memantau perawatan selama masa percobaan.

Tidak jelas bagaimana dia bisa sampai di kantor polisi pada hari penyerangan. Tetapi Le Parisien mengatakan pelaku menghampiri polisi dengan mengaku mengalami “masalah pada mobilnya.”

Kejadian ini mengikuti serangkaian serangan serupa di seluruh Perancis. Termasuk diantaranya serangan bulan lalu kepada seorang polisi wanita yang dibunuh oleh seorang penusuk di pinggiran kota Paris, Rambouillet.

Baca juga: Terungkap Tradisi Perpeloncoan Brutal Militer Perancis, Pilot Tempur Diikat dengan Penutup di Tiang Sasaran Tembak

Polisi dan petugas pemadam kebakaran Prancis berdiri di dekat helikopter di La Chapelle-sur-Erdre, Perancis, Jumat, 28 Mei 2021. AP PHOTO/LAETITIA NOTARIANNI Polisi dan petugas pemadam kebakaran Prancis berdiri di dekat helikopter di La Chapelle-sur-Erdre, Perancis, Jumat, 28 Mei 2021.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com