Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Penting Pemakzulan Trump Tuntut Pompeo Tanggung Biaya Perkara Rp 25,8 Miliar

Kompas.com - 25/05/2021, 21:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gordon Sondland, mantan duta besar pemerintahan Trump untuk Uni Eropa dan saksi penting dalam proses pemakzulan 2019, pada Senin (24/5/2021) menggugat mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam upaya untuk memperoleh 1,8 juta dollar AS (Rp 25,8 miliar) biaya perkara yang membebaninya.

Sondland dalam gugatan tersebut, yang diajukan ke pengadilan federal di Washington, menuduh Pompeo telah berjanji untuk mengganti biaya perkara setelah ia dipanggil oleh Partai Demokrat DPR, untuk bersaksi dalam kasus pemakzulan yang menuduh Presiden Donald Trump menghambat bantuan militer untuk Ukraina, sembari menuntut penyelidikan terhadap saingan politiknya Joe Biden dan putranya Hunter.

Sebaliknya, menurut Sondland, Pompeo "mengingkari janjinya" setelah mengetahui detail dari kesaksiannya.

Baca juga: Menlu AS Minta Pembangunan Gaza Tak Boleh Untungkan Hamas

"Dengan diabaikannya komitmen Pompeo yang tampaknya demi kenyamanan politik, Duta Besar Sondland beralih ke Pengadilan ini untuk membayar biaya pengacaranya dan mendapat penggantian biaya semestinya," tulis pengacara Sondland, Mark Barondess, dalam gugatannya yang dikutip VOA Indonesia.

Seorang juru bicara Pompeo menyebut gugatan itu "menggelikan" dan mengatakan Pompeo "yakin pengadilan juga akan beranggapan sama".

Dalam kesaksian yang digambarkan oleh gugatan Sondland sebagai "sangat rawan, mendakwa, dan berisiko dengan konsekuensi yang luar biasa," ia menjelaskan kepada penyelidik bagaimana Trump dan pengacaranya, Rudy Giuliani, secara eksplisit mencari imbalan yang menguntungkan atau "quid pro quo" dengan Ukraina, dengan memanfaatkan kunjungan ke kantor presiden Amerika untuk melakukan penyelidikan politik terhadap tokoh Partai Demokrat.

Trump dimakzulkan oleh DPR namun oleh Senat dibebaskan dari tuduhan pada Februari 2020.

Menurut gugatan tersebut, Sondland dipecat beberapa hari setelah Trump dibebaskan oleh Senat "hanya karena mengatakan yang sebenarnya."

Ia mengatakan keengganan untuk membayar biaya perkaranya tidak hanya merupakan pelanggaran komitmen dan "konvensi normal", tetapi juga "khususnya dalam hal ini bermasalah karena persiapan yang diperlukan untuk memenuhi pengadilan tertulis untuk menghadap DPR (subpoena) sangat mengejutkan."

Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Menlu AS Segera Kunjungi Timur Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com