Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Kompas.com - 24/05/2021, 05:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Gerhana bisa menjadi peristiwa astronomi yang spektakuler. Ada alasan bagus bahwa seluruh cabang pariwisata bermunculan guna melayani mereka yang ingin melihatnya.

Gerhana berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021, gerhana bulan total yang akan terlihat dari Asia timur, Australia, melintasi Pasifik, dan Amerika.

Tapi ini hanyalah salah satu dari beberapa jenis gerhana.

"Secara umum, ada dua jenis gerhana, Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari," tulis Juan Carlos Beamín, astrofisikawan di Pusat Komunikasi Sains dari Universitas Otonomi Chile, dalam bukunya yang berjudul "Illustrated Astronomy".

Namun kemudian dia mencatat, "Secara teknis ada tipe ketiga yang meliputi dua bintang."

Berikut adalah uraian dari ketiga jenis dan variannya yang berbeda, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Minggu (23/5/2021):

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni, Begini Penampakannya di Negara-negara Lain

Gerhana matahari 

Ilustrasi gerhana matahari. [Via BBC INDONESIA]Via BBC INDONESIA Ilustrasi gerhana matahari. [Via BBC INDONESIA]

Terkadang, saat Bulan mengorbit Bumi, dia bergerak antara Matahari dan planet kita, menghalangi cahaya dari bintang dan menyebabkan gerhana matahari.

Dengan kata lain, Bulan melemparkan bayangannya ke permukaan Bumi.

Namun, ada tiga jenis gerhana matahari, dan itu berbeda satu sama lain terkait bagaimana dan seberapa banyak, Bulan menutupi Matahari.

Gerhana matahari total

Ilustrasi gerhana matahari total yang terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan sejajar sedemikian rupa, sehingga menghalangi sinar matahari secara penuh. [NASA VIA BBC INDONESIA]NASA VIA BBC INDONESIA Ilustrasi gerhana matahari total yang terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan sejajar sedemikian rupa, sehingga menghalangi sinar matahari secara penuh. [NASA VIA BBC INDONESIA]

Gerhana matahari total terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan sejajar sedemikian rupa sehingga menghalangi sinar matahari secara penuh.

Selama beberapa detik (atau kadang-kadang bahkan beberapa menit), langit menjadi sangat gelap seolah-olah seperti malam hari.

Menurut NASA, "gerhana matahari total hanya mungkin terjadi di Bumi karena kejadian kebetulan terkait ruang angkasa": Matahari 400 kali lebih lebar dari Bulan, tetapi jaraknya juga 400 kali lebih jauh.

"Geometri itu berarti bahwa ketika sejajar sempurna, Bulan menghalangi seluruh permukaan Matahari, menciptakan gerhana matahari total," tambah NASA.

Garis yang menelusuri bayangan Bulan di permukaan bumi disebut "jalur totalitas" dan di area kecil itulah tontonan kegelapan total ini terlihat.

Di kedua sisi jalur ini, dalam rentang ribuan kilometer, sebagian gerhana bisa dilihat.

Semakin jauh Anda dari bidang totalitas, semakin kecil bagian Matahari yang akan tertutupi Bulan.

Adapun durasinya, itu akan tergantung pada "posisi Bumi terhadap Matahari, Bulan terhadap Bumi dan bagian mana dari Bumi yang sedang mengalami kegelapan," tulis Beamin.

Secara teoritis, gerhana matahari terpanjang bisa berlangsung tujuh menit 32 detik, tambah astrofisikawan Chili.

Mengenai frekuensi, mereka tidak sesering yang Anda bayangkan: ada satu setiap 18 bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com