NAIROBI, KOMPAS.com - Gerhana matahari cincin turut menyita perhatian masyarakat di negara-negara lain.
Sejumlah penduduk di sepanjang Afrika sampai Semenanjung Arab dan India telah menyaksikannya pada Minggu (21/6/2020).
Fenomena alam ini terjadi setiap 1-2 tahun, dan hanya dapat dilihat di sebagian wilayah Bumi.
Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Solstis Hari Ini Terjadi Lagi Tahun 2039
Durasi terlama dari gerhana matahari cincin 21 Juni ini terdapat di kawasan kutub utara.
Gerhana matahari cincin ini terlihat pertama kali di Republik Kongo mulai pukul 5.56 waktu setempat atau hanya beberapa menit setelah matahari terbit.
Durasinya selama 1 menit 22 detik, yang merupakan waktu terlama gerhana matahari cincin di Kongo.
Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Hari Ini, Cek Waktu dan Lokasinya di Sini
Kemudian di Uttarakhand, India, bentuk sempurna gerhana matahari cincin dapat disaksikan pukul 12.10 waktu setempat.
Kantor berita AFP melaporkan, bentuknya lebih sempurna daripada di Kongo tapi durasinya lebih singkat, hanya 38 detik.
Kemudian di Nairobi, Afrika timur, hanya terlihat gerhana matahari sebagian karena langit tertutup awan selama beberapa detik, tepat saat Bulan berada di antara Matahari dan Bumi.
Meski kecewa, Susan Murbana yang mengelola program Travelling Telescope mengatakan kepada jurnalis AFP, "Itu sangat menarik karena saya sangat terobsesi dengan gerhana."
Baca juga: Selain Gerhana, Summer Solstice Juga Terjadi Hari Ini, Apa Itu?
Jika tak ada pandemi virus corona, mereka mungkin sudah berangkat ke Danau Magadi di Kenya selatan, di mana langit biasanya lebih bersih daripada di ibu kota.
"Dengan situasi pandemi, kita tidak boleh berkumpul ramai-ramai," katanya seraya mengungkapkan masih bisa berbagi fenomena alam ini di media sosial.
"Ada sekitar 50 orang yang bergabung dengan kami di Zoom dan ada banyak orang yang menyaksikannya di Facebook Live kami"
Baca juga: Mitos Seputar Gerhana, Dulu Ditakuti Kini Justru Dinanti...
Gerhana matahari cincin hanya dapat dilihat sekitar 2 persen wilayah bumi, menurut Florent Delefie astronom di Observatorium Paris dikutip dari AFP Sabtu (21/6/2020).