KOMPAS.com - Kesepakatan gencatan senjata akhirnya tercapai dalam konflik Israel dan Hamas menjadi sorotan berita internasional pekan lalu.
Namun perang 11 hari telah meninggalkan kehancuran besar di Jalur Gaza.
Bantuan segera datang sehari setelahnya pada Jumat (21/5/2021), sejumlah pihak menilai rekonstruksi bisa memakan waktu bertahun-tahun di medan tempur tersebut.
Sementara itu, kondisi pandemi Covid-19 menunjukkan lonjakan di sejumlah negara Asia minggu lalu. Malaysia yang turut mencatat peningkatan infeksi, menerapkan lockdown hingga Juni.
Fasilitas kesehatan “Negeri Jiran” minggu lalu juga mulai merasakan tekanan, dengan petugas medis mengungkapkan kekhawatirannya akan kemungkinan situasi semakin memburuk.
Berikut kami rangkum kabar dunia selama sepekan dari kanal Global Kompas.com edisi Senin (17/5/2021) hingga Minggu (23/5/2021).
Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata untuk mengakhiri kekerasan terbaru di kawasan tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan Hamas dan televisi pemerintah Mesir pada Kamis (20/5/2021), sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, kabinet keamanannya dengan suara bulat mendukung gencatan senjata dengan kelompok milisi di Gaza.
Gencatan senjata tersebut disepakati dengan suara bulat tanpa syarat yang diusulkan oleh Mesir. Kendati demikian, Israel tidak memerinci kapan gencatan senjata mulai berlaku.
Sementara itu, Hamas dan Mesir mengatakan, gencatan senjata berlaku mulai Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 waktu setempat.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Pawai Solidaritas Pro-Palestina Digelar di Sejumlah Negara Tuntut Sanksi untuk Israel
Konvoi pertama bantuan kemanusiaan tiba di Gaza, beberapa jam setelah berlakunya gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas pada Jumat (21/5/2021) dini hari.
Ribuan warga Palestina kembali dari pengungsian, tapi melihat tempat tinggal mereka sudah hancur. Kalangan pejabat setempat menyatakan perlu bertahun-tahun untuk melakukan rekonstruksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pembentukan koridor khusus bagi warga yang luka-luka untuk dievakuasi.