Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Sebut Gempuran Terparah ke Gaza "Belum Selesai"

Kompas.com - 15/05/2021, 12:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan serangan terbesar terhadap Hamas yang telah dilakukan belum selesai dan akan berlanjut.

Sementara sayap bersenjata kelompok Palestina, Hamas, juga terus menggencarkan serangan roket ke wilayah Israel.

"Mereka menyerang ibu kota kami, meluncurkan roket ke kota-kota kami. Mereka akan membayar ganjaran dan kami akan terus melanjutkan," kata Netanyahu menyusul rapat keamanan di markas militer di Tel Aviv.

Baca juga: Pasukan Israel Disebut Tipu Hamas lewat Kabar Serangan Darat, Ini Alasannya

"Ini belum selesai," katanya.

Juru bicara tentara Israel mengatakan, 7.000 tentara cadangan telah dipanggil untuk bersiap.

Di Gaza, setidaknya 119 orang—termasuk 31 anak-anak—dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel sejak serangan terjadi pada Senin (10/05) lalu. Sementara di Israel, delapan orang meninggal sejauh ini.

Wartawan BBC di Gaza mengatakan wilayah itu mengalami masa paling sulit sejak perang pada 2014.

Protes pro-Palestina di berbagai kota dunia

Sementara di berbagai kota dunia, para pengunjuk rasa membawa bendera Palestina dalam protes pro-Palestina di banyak kota dunia, termasuk Bangladesh, Yordania, Kosovo dan Turki.

Baca juga: Bisakah Pasukan Perdamaian PBB Langsung Terjun ke Palestina? Tidak Semudah Itu...

Namun di Eropa, protes diwarnai slogan anti-Semistisme.

Rencana protes pro-Palestina di Paris dilarang karena dikhawatirkan akan menimbulkan bentrokan.

Di Jerman, juru bicara kanselir Angela Merkel memperingatkan Jumat (14/5/2021) bahwa demonstrasi anti-Yahudi tak akan dibiarkan setelah pengunjuk rasa membakar bendera Israel.

Sementara itu di Amerika Serikat, satu-satunya anggota Kongres AS keturunan Palestina Rashida Tlaib sambil menahan tangis mengkritik dukungan "tak bersyarat" Amerika bagi Israel dalam pidato emosional. Rashida mengatakan dukungan seperti itu "menyebabkan dihapuskannya kehidupan rakyat Palestina."

Penasehat senior Netanyahu mengatakan kepada BBC, seruan internasional untuk menahan diri tak tepat.

Mark Regev mengatakan Hamas yang memulai konflik dan Israel harus memberikan mereka ganjaran.

Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?

Unit artileri Israel menembak ke arah target di Jalur Gaza, pada 12 Mei 2021.AP PHOTO/Yonatan Sindel Unit artileri Israel menembak ke arah target di Jalur Gaza, pada 12 Mei 2021.

"Tak ada penyelesaian cepat dan bila dimulai gencatan senajta awal, akan mulai dari titik awal lag dalam sebulan mulai sekarang. Hamas menembak roket ke Israel dan kami membalas. Jawaban itu bukan solusi dan hanya akan memperpanjang masalah," kata Regev.

"Kami tak ingin konflik ini, namun kini telah dimulai, dan harus diakhiri dengan periode tenang dan itu hanya bisa dicapai dengan Israel membalas Hamas - struktur militer mereka, komando dan kendali mereka," tambahnya.

Hamas mengatakan akan terus melanjutkan serangan roket dengan mengatakan menghantam kota seperti Tel Aviv lebih mudah dibandingkan meneguk air minum.

Warga Palestina yang terjebak: Lebih parah dari film horor, pengeboman di mana-mana

Warga Palestina di Gaza utara menyelamatkan diri dari pengeboman Israel. Banyak keluarga yang mengungsi ke Kota Gaza, tempat penampungan semantara.

Sebagian mengungsi ke sekolah yang diorganisir PB di Gaza.

Baca juga: China Tuduh AS Abaikan Penderitaan Palestina dengan Blokir Pertemuan DK PBB

"Malam sangat sulit karena peluru kendali, serangan udara dan dihancurkannya rumah-rumah," kata Kamal al-Haddad kepada kantor berita AFP.

"Semua anak takut dan kami khawatir atas anak-anak kami."

Ahmad Abu Asal, warga lain mengatakan ia menggendong anaknya yang sakit sepanjang malam. Pengeboman acak dan kami tak bisa bergerak."

Semetnara Salwa al-Attar mengatakan kepada AFP ia merasa terperangkap seperti film horor.

"Kami merasa di film horor namun kondisinya lebih parah. Ada percikan api di rumah dan menyebar cepat. Kami tak bisa keluar dan saya peluk anak-anak saya."

"Pengeboman di mana-mana, saat kai bulai bergerak, ada serangan lagi. Pesawat bergaung di atas kami dan tank-tank juga mengebom. Kami tak bisa bergerak. Anak-anak, perempuan, pria semua berteriak. Saya tak pernah mengalami kondisi terparah seperti ini dalam hidup saya," tambahnya.

Saling serang antara kelompok Palestina dan tentara Israel meningkat signifikan di Jalur Gaza dan PBB mengkhawatirkan terjadinya "perang skala penuh".

Baca juga: 3 Roket Diluncurkan dari Suriah ke Israel, Pertempuran Dikhawatirkan Meluas

Lebih dari 1.000 roket diluncurkan oleh kelompok Palestina selama lebih 38 jam, kata Israel, sebagian besar diarahkan ke Tel Aviv.

Sekretaris Jendral PBB, António Guterres mengatakan ia "sangat prihatin" atas berlanjutnya kekerasan.

Sementara itu, Israel melancarkan ratusan serangan udara, menghancurkan dua blok gedung di Gaza pada Selasa dan Rabu (12/5/2021).

Para warga yang meninggalkan kawasan Shejaiya di Kota Gaza mengatakan gempuran artileri telah jatuh menimpa rumah mereka.

"Ada banyak gempuran dan semua anak-anak takut. Bahkan kami orang dewasa yang telah berada dalam perang sejak kanak-kanak, kami takut dan tidak tahan lagi," kata Um Raed al-Baghdadi kepada kantor berita AFP.

Baca juga: AS Begitu Membela Israel, Ini Alasannya

Roket terbang di langit malam dari Beit Lahia utara Gaza, ke Israel pada 14 Mei 2021. Israel membombardir Gaza dengan serangan udara dan artileri sebagai respons serangan roket yang dilakukan kelompok Hamas.AFP PHOTO/MOHAMMED ABED Roket terbang di langit malam dari Beit Lahia utara Gaza, ke Israel pada 14 Mei 2021. Israel membombardir Gaza dengan serangan udara dan artileri sebagai respons serangan roket yang dilakukan kelompok Hamas.

Sebelumnya, Israel menetapkan keadaan darurat di pusat kota Lod setelah muncul kerusuhan dari warga Arab Israel.

Sejumlah mobil terbakar dan ada ayah dan anak - yang dua-duanya warga Arab Israel - tewas saat sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza mengenai mobil mereka.

Korban di Gaza termasuk lima orang dari satu keluarga yang terhantam serangan udara Israel.

Jalan-jalan penuh dengan puing bangunan yang hancur dan mobil-mobil yang hancur dan terbakar.

Israel mengatakan mereka melakukan serangan untuk membunuh anggota senior Hamas di Gaza.

Kekerasan berdarah di Timur Tengah terus berlangsung saat militer Israel dan kelompok Palestina masih saling memuntahkan amunisi pada Rabu dini hari (12/5/2021), sedangkan utusan khusus PBB Tor Wennesland memperingatkan kedua pihak yang bertikai bahwa mereka sedang mengarah ke "perang berskala penuh".

Baca juga: Konflik Israel-Palestina Memanas di Tepi Barat, 4 Tewas 100 Luka-luka

Militan Palestina sebelumnya menyebut telah menembakkan 130 rudal ke kota Tel Aviv di Israel, Selasa (11/5/2021) waktu setempat, tidak lama setelah pesawat tempur Israel menghancurkan sebuah apartemen di Gaza.

Bangunan 13 lantai itu diserang Israel satu setengah jam setelah penghuni dan warga di sekitarnya diultimatum untuk mengungsi, begitu menurut kantor berita Reuters.

Pertikaian yang kini terjadi merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir dan terus memakan korban jiwa.

Lalu 230 orang luka-luka setelah serangan udara Israel, banyak yang diselamatkan dari reruntuhan bangunan.

Komunitas internasional mendesak kedua pihak mengakhiri pertikaian yang terjadi usai kerusuhan selama beberapa hari di Yerusalem.

Seruan serupa juga dilontarkan oleh utusan khusus PBB untuk perdamaian di Timur Tengah, Tor Wennesland. "Hentikan segera penembakan. Kita sedang mengarah ke perang berskala penuh. Pimpinan kedua pihak harus mengambil tanggungjawab untuk meredakan kekerasan," demikian cuitnya di Twitter.

"Dampak perang di Gaza sangat menghancurkan dan tengah dibayar mahal oleh warga-warga biasa. PBB tengah bekerja dengan semua pihak untuk mengembalikan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang juga," lanjut Wennesland seperti yang dikabarkan Reuters.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (5): Perang 6 Hari dan Upaya Damai

Hamas, kelompok yang mengontrol Gaza, menyatakan aksi mereka adalah pembelaan atas "agresi dan terorisme" Israel.

Hamas, salah satunya, merujuk bentrok warga sipil Palestina dengan polisi Israel di masjid al-Aqsa yang menyebabkan ratusan orang terluka.

Namun tembakan roket ke Tel Aviv, menurut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, adalah perbuatan yang melewati batas.

Dia menyebut itu tembakan roket pertama ke Yerusalem dalam beberapa tahun terakhir.

Aksi saling balas kekerasan di Yerusalem yang terjadi belakangan merupakan yang terburuk sejak tahun 2017.

Rangkaian peristiwa ini pecah seiring meningkatnya kemarahan warga Palestina menghadapi ancaman penggusuran dari rumah mereka di Yerusalem Timur.

Kawasan itu diduduki oleh pemukim Yahudi.

Selama sebulan terakhir, pengunjuk rasa Palestina berhadapan dengan polisi Israel di bagian kota Yerusalem yang mayoritas penduduknya keturunan Arab.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (4): Akhir Mandat Palestina dan Perang Arab-Israel 1948

Pemandangan ketika roket diluncurkan ke arah Israel dari Gaza City, yang dikontrol faksi Hamas, pada 12 Mei 2021, di tengah intensnya pertikaian dua kubu selama tujuh tahun terakhir.AFP PHOTO/MAHMUD HAMS Pemandangan ketika roket diluncurkan ke arah Israel dari Gaza City, yang dikontrol faksi Hamas, pada 12 Mei 2021, di tengah intensnya pertikaian dua kubu selama tujuh tahun terakhir.

Bagaimana kondisi terkini?

Rekaman video memperlihatkan roket melesat di langit Tel Aviv malam kemarin. Beberapa saat kemudian, roket itu meledak karena dihantam rudal pencegat milik Israel.

Salah satu korban roket itu, klaim pejabat Israel, adalah seorang perempuan berusia 50 tahun di kawasan Rishon LeZion, dekat Tel Aviv.

Di kawasan pinggiran Tel Aviv, Holon, sebuah roket menghantam bus kosong, menurut juru bicara kepolisian Israel, Mickey Rosenfeld, kepada kantor berita AFP.

Di Tel Aviv, sekelompok pejalan kaki berlindung dan warga lokal lainnya keluar dari restoran untuk tiarap di trotoar saat sirene dibunyikan.

Bandara di Tel Aviv, Ben Gurion, sempat berhenti beroperasi akibat serangan roket Hamas. Dampak lainnya, jaringan pipa energi antara kota Eilat dan Ashkelon rusak.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (3): Holocaust yang Berujung Pendirian Negara Israel

Roket tersebut diluncurkan setelah penghancuran Menara Hanadi di Gaza, yang merupakan kantor yang digunakan oleh pimpinan politik Hamas.

Beberapa jam setelah runtuh, masih belum ada laporan korban jiwa.

Di sisi lain, sebuah gedung bertingkat di Gaza dihancurkan militer Israel. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut serangan Israel itu "baru permulaan".

"Organisasi teror sudah terpukul keras dan akan terus terpukul karena keputusan mereka untuk menyerang Israel," kata Gantz.

"Kami mengembalikan kedamaian dan ketenangan untuk jangka panjang," ucapnya.

Pimimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyatakan siap jika Israel terus-menerus menyerang.

"Apabila Israel ingin meningkatkan eskalasi, kami siap dan jika mereka ingin menghentikannya, kami juga siap," kata Haniyeh dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Akan ada keseimbangan kekuatan baru."

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (2): Bentrokan Awal sampai Solusi Dua Negara

Melansir Reuters, juru bicara militan Hamas di Gaza, Abu Ubaida, juga mendorong warga keturunan Arab untuk melawan Israel.

Dewan Keamanan PBB berencana menggelar pertemuan tertutup, Rabu ini, untuk membahas konflik Israel-Palestina.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 26 orang, di antaranya 10 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel.

Lebih dari 150 warga sipil di Gaza juga disebut terluka akibat serangan Isreal.

Beberapa korban di Gaza itu adalah perempuan berusia 59 tahun dan putranya yang penyandang diabilitas, serta satu keluarga yang terdiri dari tiga anak-anak dan empat orang dewasa.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina (1): Gerakan Zionisme sampai Mandat Palestina

Apa yang menyebabkan kekerasan?

Pertempuran antara Israel dan Hamas dipicu bentrokan selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur.

Lokasi itu sangat dihormati umat Muslim. Mereka menyebutnya sebagai Al-Haram asy-Syarif (Tempat Suci Mulia).

Derajat yang sama diakui oleh komunitas Yahudi. Mereka menyebut situs itu sebagai Temple Mount.

Hamas menuntut Israel menarik pasukan kepolisian dari lokasi tersebut dan distrik yang didominasi keturunan Arab, Sheikh Jarrah.

Sheikh Jarrah adalah lokasi di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi.

Baca juga: Israel Klarifikasi Pasukan Daratnya Sudah Menyerang Gaza

Sebuah unit artileri Israel menembakkan amunisi mereka ke target di Gaza, pada 13 Mei 2021.AP PHOTO/Ariel Schalit Sebuah unit artileri Israel menembakkan amunisi mereka ke target di Gaza, pada 13 Mei 2021.

Militer Israel sebelumnya mengatakan bahwa 90 persen roket yang diluncurkan Hamas dapat dicegat sistem pertahanan antirudal Kubah Besi.

Adapun salah satu "target teror" yang dibidik Israel di Gaza adalah dua terowongan yang digali di bawah perbatasan dengan Israel.

Israel mengeklaim, serangan udara mereka setidaknya menewaskan kepala unit roket khusus kelompok Jihad Islam, Samah Abed al-Mamlouk.

Israel menyebut komandan unit rudal antitank Hamas juga tewas dalam serangan udara ini.

Status Yerusalem, dengan makna religius dan nasional yang dalam bagi kedua belah pihak, adalah inti konflik menahun Israel-Palestina.

Israel mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1980. Mereka menganggap seluruh kawasan kota itu sebagai ibu kota, walau klaim ini tidak diakui oleh sebagian besar negara lain.

Di sisi lain, Palestina menyatakan bagian timur Yerusalem itu merupakan ibu kota negara yang mereka harapkan.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Yitzhak Rabin, Sosok Pendamai Israel dan Palestina yang Berakhir Tragis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com